JAKARTA, KOMPAS.TV - Selama menjalani isolasi mandiri (isoman), pasien Covid-19 disarankan untuk berolah raga ringan.
Olahraga ringan terbukti membantu tubuh untuk melawan virus Covid-19.
Selain menjaga kesehatan tubuh secara fisik, kesehatan mental juga menjadi salah satu faktor utama yang harus diperhatikan oleh isoman.
Tentu juga dengan menyeimbangkan asupan gizi lewat bahan makanan yang sehat serta istirahat yang cukup.
Dalam menjaga kesehatan mental saat melakukan isolasi mandiri, pasien disarankan menghubungi keluarga, teman, atau saudara secara virtual.
Agar selalu mendapatkan dukungan positif dan bisa memilih untuk rehat dari kegiatan di media sosial atau media maya.
Baca Juga: WHO Rilis Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Ketika Isoman, Ini Daftarnya
Adapun melakukan olahraga ringan, gerakannya juga harus diatur. Tidak asal gerak.
“Aktivitas fisik dan olahraga ini perlu dibedakan ya. Kayak menyapu rumah itu tidak termasuk olahraga, jadi olahraga untuk pasien isolasi mandiri yang bisa dilakukan adalah gerakan yang bisa diukur," kata dr Amien Suharti, anggota Perhimpunan Besar Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PB PERDOSRI), dalam webinar bertajuk Manajemen Isolasi Mandiri di rumah, Peran Nutrisi, Suplemen Vitamin, Mineral, Herbal, serta Latihan Pernapasan, Sabtu (17/7/2021).
Amien memisalkan olahraga terukur yang dapat dilakukan pasien isoman adalah jalan di dalam rumah. Bolak balik selama 15 menit.
Kendati begitu, ia menekankan bahwa kegiatan olahraga berat hanya boleh dilakukan pasien tanpa gejala dan pasien yang memiliki tingkat saturasi di atas 95 persen.
Selain itu, gerakan olahraga yang diperbolehkan hanya gerakan olahraga ringan.
Tak hanya berjalan, gerakan olahraga lain yang bisa dilakukan pasien isoman adalah jongkok-berdiri.
Bisa juga squat setiap 30 detik sekali.
Jika pasien isoman sudah rutin berolahraga sebelum terpapar Covid-19, lanjut dia, maka lebih disarankan untuk tetap melatih kondisi tubuhnya.
Untuk yang bergejala sesak atau saturasinya di bawah 95 persen, Amien tak menyarankan untuk melakukan aktivitas berlebihan, apalagi yang membutuhkan pernapasan lebih.
"Jangan dipaksakan. Namun jika tidak bergejala, lalu saturasinya di atas 95 persen tentu aman untuk berolahraga sehingga tidak rebahan saja meski di rumah,” terang Amien.
Baca Juga: Solidaritas! Komunitas di Bandung Bantu Warga Isoman
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.