KOMPAS.TV - Pemerintah terus menggalakkan vaksinasi anak di samping vaksinasi untuk orang dewasa.
Vaksinasi tahap 3 ini dimulai sejak 1 Juli yang menyasar masyarakat rentan dan anak usia 12 hingga 17 tahun.
Di DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi bersama kepolisian, menggalakkan vaksinasi anak sejak awal Juli.
Targetnya, 1.000 anak disuntik vaksin dalam sehari. Hingga mencapai target vaksinasi 8 juta warga DKI hingga akhir Agustus mendatang.
Salah satu tujuan vaksinasi anak adalah agar pembelajaran tatap muka dapat digelar.
Namun akibat lonjakan kasus covid-19 belum terkendali, beberapa daerah pun memutuskan menunda Pembelajaran Tatap Muka atau PTM, termasuk di DKI Jakarta.
Kegiatan belajar mengajar pun kembali dilakukan secara daring.
Dunia pendidikan menjadi salah satu menjadi sektor yang paling terpukul dengan kondisi pandemi covid-19.
Di tengah pandemi dan melonjaknya kasus covid-19, pembelajaran tatap muka terbatas disebut sebagai salah satu solusi pendidikan demi mencegah semakin dalamnya penurunan kemampuan belajar anak atau ''learning loss''.
Dengan kondisi belajar serba daring, anak-anak pun menjadi lebih cepat bosan dan malas karena kondisi sekitarnya selama belajar kerap tidak seluruhnya mendukung untuk sistem pembelajaran.
Apa saja yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko penularan covid-19 saat PTM terbatas?.
Dan bagaimana mengatasi kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) agar mencegah ''learning loss''?
Simak pembahasan selengkapnya terkait nasib dunia pendidikan dan ancaman learning loss di masa pandemi bersama Wali Kota Depok, Mohammad Idris. Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru, Satriawan Salim dan Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.