JAKARTA, KOMPAS.TV – Sekelompok peneliti di Massachussets Institute of Technology (MIT) dan Wyss Institute for Biologically Inpired Engineering di Universitas Harvard mengembangkan teknologi biosensor pada masker untuk mendekteksi Covid-19 lewat napas.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology ini, para peneliti menanam teknologi biosensir pada masker KN95 untuk mengidentifikasi virus pada napas seseorang.
Carany, pengguna masker canggih ini hanya mengaktifkan sensor dengan tombol yang tersedia pada alat tersebut, kemudian alat akan melakukan deteksi virus dalam waktu 90 menit.
Baca Juga: Jangan Asal Buang, Ini 6 Tips Mengelola Limbah Masker yang Benar
Tak hanya itu, tingkat akurasi teknologi ini digadang-gadang sama dengan standar tes polymerase chain reaction atau tes PCR Covid-19.
Salah satu peneliti dari Wyss Institute, Peter Nguyen, mengatakan bahwa pada dasarnya teknologi sensor berbasis sintetis ini dapat bekerja pada masker apapun dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi serta murah.
“Selain masker wajah, biosensor kami dapat diprogram dan diintegrasikan ke dalam masker lain untuk menyediakan deteksi zat berbahaya saat bepergian, termasuk virus, bakteri, racun, dan bahan kimia berbahaya lain,” kata Nguyen, dikutip dari Gadgets, Sabtu (10/7/2021).
Sementara itu, rekan Ngayen, Nina Donghia, mengatakan teknologi ini juga dapat digunakan untuk melengkapi jas laboratorium ilmuwan atau seragam personel militer yang pekerjaannya berdekatan dengan bahan atau patogen berbahaya.
Baca Juga: Alasan Masker Medis Tak Boleh Rangkap dengan Masker Medis
Sayangnya, teknologi masker canggih ini belum tersedia secara luas.
Tim peneliti masih mencari mitra manufaktur yang dapat memproduksi masker ini dalam jumlah yang besar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.