SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara menolak rencana pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca yang akan ditentukan di bawah skema distribusi Covax global karena kekhawatiran efek samping, kata sebuah lembaga kajian Korea Selatan, Jumat, (09/07/2021) seperti dilaporkan Antara.
Covax mengatakan akan memberikan hampir dua juta dosis vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca kepada Korea Utara. Pengiriman pertama dijadwalkan pada akhir Mei, namun tertunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut, kata Korea Selatan pada Juni.
Korea Utara tidak melaporkan satu pun kasus Covid-19, sikap yang membuat para pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat bertanya-tanya.
Akan tetapi, Korea Utara menerapkan langkah anti-Covid-19 yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.
Menurut laporan Institute for National Security Strategy (INSS), yang berafiliasi dengan badan intelijen Korea Selatan, Pyongyang kini melirik opsi vaksin lain.
Aliansi GAVI, salah satu pelopor Covax, belum menanggapi permintaan komentar.
Laporan INSS juga menyebutkan Korea Utara tidak tertarik dengan vaksin buatan China karena khawatir kemungkinan vaksin mereka tidak efektif.
Baca Juga: Intelijen Korea Selatan Laporkan, Pemimpin Korea Utara Lebih Langsing 20 kg Dibanding Sebelumnya
Menurut laporan itu, Korea Utara tampak berminat dengan vaksin buatan Rusia dan berharap akan mendapat sumbangan vaksin itu secara gratis.
"Cenderung ke vaksin Covid-19 buatan Rusia, namun belum ada kesepakatan yang dibuat," kata Lee Sang-keun, direktur penelitian strategis semenanjung Korea di INSS mengutip sumber rahasia.
Pada Rabu (07/07/2021), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow dalam beberapa kesempatan sudah menawarkan vaksin kepada Pyongyang.
Lee menambahkan otoritas Korea Utara khawatir dengan vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan kasus pembekuan darah serius --namun langka-- yang dialami sejumlah orang yang mendapat suntikan vaksin buatan AstraZeneca.
Walaupun Korea Utara mengizinkan diplomatnya di luar negeri menerima vaksin Covid-19 mulai akhir Maret, pemerintah negara itu tidak berupaya mengamankan vaksin untuk penggunaan di dalam negeri, kata INSS.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.