BEKASI, KOMPAS.TV – Sebanyak 76 warga yang terpapar Covid-19 di wilayah Kota Bekasi meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Jumlah tersebut berdasarkan data dari LaporCovid19, selama periode Juni sampai 6 Juli 2021.
Tingginya kasus kematian pasien Covid-19 di Kota Bekasi menempatkan Bekasi sebagai daerah dengan angka kematian tertinggi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Vevie Herawati mengatakan, di kota itu pada 5 Juli 2021 jumlah warga yang terinfeksi Covid-19 dan tengah menjalani isolasi mandiri mencapai 3.738 orang.
Vevie menyampaikan, terkait jumlah kematian pasien Covid-19 di Kota Bekasi saat menjalani isolasi mandiri, meminta Kompas untuk memastikan tanggal pasti kematian dari puluhan pasien itu.
”Kalau terkait jumlah, kan, harus jelas. Mulai dari tanggal berapa sampai berapa,” kata Vevie pada Selasa (6/7/2021) sore, dikutip dari laman Kompas.id.
Baca Juga: Nakes Terbatas, Kematian Pasien Covid-19 Saat Isolasi Mandiri Terus Bertambah
Adapun pada 5 Juli 2021, berdasarkan data laman corona.bekasikota.go.id, jumlah keseluruhan pasien Covid-19 di Kota Bekasi yang sedang menjalani isolasi atau perawatan sebanyak 4.676 kasus. Artinya, ada 79,94 persen pasien Covid-19 di daerah itu yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Secara terpisah, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Senin (5/7/2021) saat ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, tak membantah tingginya kasus kematian pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Dia mengatakan, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri berpotensi mengalami perburukan dalam waktu cepat terutama kesulitan bernapas atau sesak napas.
”Sekarang tren Covid-19 ini, kan, sesak napas. Barusan Sekretaris Kelurahan Pejuang meninggal di tengah jalan karena sesak napas. Varian (Covid-19) ini cepat sekali,” ujar Rahmat.
Untuk mengatasi potensi meninggalnya pasien Covid-19 yang tiba-tiba mengalami perburukan, lanjut Rahmat, Pemkot Bekasi membangun posko di setiap RW.
Petugas di posko yang terdiri dari Bintara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat bersama aparatur kelurahan, kecamatan, hingga pengurus RW setiap saat berbagi tugas memantau kondisi kesehatan pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri.
Upaya ini untuk membantu tugas tenaga medis yang jumlahnya terbatas. ”Tim kesehatan kami terbatas dalam satu puskesmas di kelurahan. Kalau (warga positif Covid-19) tersebar, ya, tidak terpantau,” katanya.
Baca Juga: Ini Daftar 11 Telemedicine Swasta untuk Isoman Covid-19, Gratis serta Layanan yang Disediakan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.