TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel disarankan untuk segera menduduki Gaza demi bisa menekan dan kemudian menyingkirkan Hamas.
Hal itu diungkapkan oleh sebuah institut penelitikan keamanan Israel dalam sebuah artikelnya
Menurut Kantor Berita Sama, artikel tersebut dibuat ahli Keamanan dari Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem, Omer Dostri.
Dostri mengungkapkan Israel memiliki hak untuk melakukan pendekatan secara bertahap dalam menghadapi berbagai ancaman.
Baca Juga: Tentara Israel Tembaki Warga di Desa Tepi Barat, Satu Pria Palestina Tewas
“Israel seharusnya menghadapi ancaman secara terpisah, dimulai dari yang ringan hingga terberat,” tulisnya seperti dikutip dari Middle East Monitor.
“Harus fokus sebanyak mungkin dalam ancaman paling serius, yaitu program nuklir Iran,” tambanya.
Namun Dostri percaya untuk bisa melakukannya harus melakukan kebijakan menekan Hamas terlebih dahulu, dengan tujuan menggulingkan kekuasaannya.
“Ancaman yang ditimbulkan di Gaza adalah kepentingan sekunder dibandingkan dengan ancaman lain seperti front Lebanon dan Iran,” tulisnya.
Baca Juga: Meski Membantah, Sipir Perempuan Tetap Dipenjara Gara-gara "Melakukan Hal Buruk dan Bodoh"
“Tetapi, Hamas yang terus menambah persenjataan dan kegagalan Israel untuk mencegahnya selama bertahun-tahun meningkatkan ancaman dari waktu ke waktu, dan mungkin berkembang menjadi ancaman yang sama pentingnya dengan front Lebanon,” lanjutnya.
Menurut Dostri, Israel harus berjuang di tiga front, Lebanon, Dataran Tinggi Golan, dan Gaza.
Namun ia menilai Hamas, bisa menjadi pengganda kekuatan bagi upaya Iran untuk menyakiti Israel.
Oleh sebab itu, menjatuhkan Hamas menjadi salah satu yang paling penting untuk lebih dulu dilakukan.
Baca Juga: Kembali Memanas, Militer Myanmar Serang Desa dan Sebabkan 25 Orang Tewas
“Pada beberapa dekade terakhir, Hamas telah menjadi kekuatan penting yang bertanggung jawab atas Jalur Gaza dan penduduknya, membuatnya rentan terhadap pencegahan karena takut kehilangan kendali,” tulisnya.
Dostri berpendapat bahwa Hamas masih berpegang teguh pada ideologi Islam radikal dan gerakan itu mengabaikan kerugian militer.
Oleh sebab itu ia ingin Israel menanggapi Hamas dengan lebih banyak daya tembak terhadap target dan dengan kualitas yang jauh lebih tinggi, serta jumlah serangan lebih besar dari roket yang dikirimkan Hamas.
Dostri pun menyimpulkan Israel harus beralih ke strategi yang lebih mencegah, dan mulai menerapkan strategi pertempuran dan perang di Gaza.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.