RIYADH, KOMPAS.TV - Pernikahan "misyar" saat ini makin marak di Arab Saudi, yaitu pernikahan yang halal namun tanpa ikatan tanggung jawab dan sering dilakukan secara rahasia.
Pernikahan tersebut dianggap sebagai anugerah bagi pria miskin yang tidak mampu membiayai pernikahan tradisional yang mahal, tetapi disesalkan oleh para pengkritiknya karena melegitimasi pergaulan bebas, seperti dilansir Straits Times, Minggu (04/07/2021)
Praktik tersebut biasanya berupa pernikahan di mana istri melepaskan beberapa haknya dalam pernikahan konvensional seperti hidup bersama dan dukungan keuangan, dan itu diizinkan secara hukum di Kerajaan Arab Saudi selama beberapa dekade terakhir.
Lebih dari selusin wawancara dengan mak comblang dan pasangan misyar, termasuk dengan para lelaki yang mengakali pernikahan konvensionalnya yang lain, menawarkan pandangan baru ke sebuah fenomena yang masih diselimuti selubung kerahasiaan dan rasa malu, meskipun menjamur di mana-mana di kerajaan tersebut.
Berbagai kesaksian dari wawancara tersebut menyoroti bagaimana misyar dipandang sebagai campuran antara pernikahan sah dan hidup melajang, menguntungkan bagi mereka yang berpoligami karena tidak ada kewajiban untuk mengurus rumah tangga pernikahan misyar mereka.
Terlepas dari potensi penyalahgunaan pernikahan misyar yang merugikan perempuan, cukup banyak perempuan yang tertarik karena ingin menghindari kehidupan patriarki dari sebuah pernikahan tradisional, serta pasangan yang belum menikah secara resmi namun mencari perlindungan dari sisi agama untuk hubungan seksual mereka, yang mana dilarang keras oleh Islam untuk terjadi di luar pernikahan.
Baca Juga: Arab Saudi Bebaskan Dua Aktivis Perempuan yang Ditahan Sejak 2018
"Misyar menawarkan kenyamanan, kebebasan dan pernikahan yang halal (diizinkan dalam Islam)," kata seorang pegawai pemerintah Saudi berusia 40-an, yang sudah lebih dari dua tahun menjalin hubungan seperti itu dengan seorang janda Saudi berusia 30an.
Dia mengatakan dirinya beranak tiga dari pernikahan resminya, dan mengunjungi istri misyarnya di rumah dia di Riyadh kapan pun dia berhasrat untuk berkunjung.
Laki-laki itu tidak mengatakan apa yang didapat pasangan misyarnya dari pernikahan rahasia tersebut.
"Teman saya (Saudi) memiliki 11 istri misyar rahasia. Dia menceraikan dan menikahi yang lain, menceraikan dan menikahi yang lain...," tambahnya.
Kaum lelaki Saudi, serta pekerja ekspatriat di kerajaan tersebut sangat terlihat kerap mencari pasangan misyar di aplikasi kencan dan situs mak comblang pernikahan.
"(Pernikahan) misyar lebih murah. Tidak ada mahar, tidak ada kewajiban," kata seorang lelaki berusia 40 tahun asal Mesir yang bekerja di Riyadh sebagai apoteker.
Dia mulai mencari pasangan misyar setelah mengirim istri dan putranya yang berusia lima tahun kembali ke Kairo pada awal pandemi Covid-19 tahun lalu, terutama karena meningkatnya biaya hidup dan pungutan terhadap ekspatriat beberapa tahun terakhir.
"Jauh dari istri saya, rasanya sulit," katanya, seraya menambahkan dia sudah mencari misyar kemana-mana melalui mak comblang "khatba" di Instagram yang mengutip 5.000 riyal sebagai jasa.
"Saya memberi mereka preferensi saya: berat, ukuran, warna kulit ... tapi sejauh ini tidak ada yang cocok."
Baca Juga: Arab Saudi Eksekusi Seorang Pemuda atas Tuduhan Pemberontakan Meski Persidangannya Dinilai Cacat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.