JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil penelitian yang dilakukan Universitas Oxford mengungkapkan bahwa vaksin AstraZeneca dapat memberikan perlindungan dari varian Delta dan Kappa.
Varian Delta tadinya dikenal dengan nama B.1.617.2 dan merupakan jenis varian baru atau hasil mutasi virus Covid-19.
Varian Delta disebut lebih mudah menular dan lebih berbahaya dibandingkan virus Covid-19.
Sedangkan varian Kappa atau B.1.617.1 disebut sebagai mutan ganda karena adanya dua mutasi yang terindetifikasi yaitu E484Q dan L452R.
Adapun mutasi L452R Kappa ini dapat membuat virus keluar dari respons imun tubuh sehingga dapat membahayakan tubuh.
Tentunya, varian ini juga dapat menular lebih cepat dan lebih berpotensi mematikan.
Baca Juga: Varian Delta Sudah Ditemukan di 9 Daerah Jabar, Ridwan Kamil Imbau Masyarakat Perkuat Prokes
Walau demikian, melansir Reuters, vaksin AstraZeneca dapat menawarkan perlindungan dari kedua varian ini hingga 90 persen.
Hal ini disampaikan dalam jurnal yang dibeributan Universtias Oxford di server pre-print The Lancet, berdasarkan sub-analisis dari percobaan COV001 dan COV0002.
Lebih lanjut, interval yang panjang antara dosis pertama dan kedua hingga 45 minggu dapat memberikan peningkatan respons antibodi hingga 18 kali lipat.
Hasil ini diukur 28 hari setelah dosis kedua diberikan.
Ini membuktikan bahwa interval pemberian dosis pertama dan kedua yang lebih lama tidak akan mengurangi efektivitas, tapi justru memberi perlindungan yang lebih kuat.
Bahkan, dosis ketiga vaksin AstraZeneca yang diberikan 6 bulan setelah dosis kedua dapat meningkatkan antibodi hingga enam kali lipat dan mempertahankan respons sel T.
Dosis ketiga inilah yang disebut dapat melindugi tubuh bukan hanya dari varian Delta dan Kappa, melainkan juga varian Alpha, Beta, dan Lambda
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.