MINSK, KOMPAS.TV - Belarusia memutuskan menutup perbatasan mereka dengan Ukraina. Hal itu dilakukan setelah adanya klaim penyelundupan senjata ke wilayahnya.
Menurut Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, penyelundupan itu merupakan bagian dari usaha kekuatan asing untuk menjatuhkan kekuasaannya.
Lukashenko mengungkapkan bahwa pasukan keamanannya telah menemukan sel teroris didukung asing yang ingin menggulingkannya.
Meski begitu, Lukashenko mengeluarkan pernyataan tanpa memberikan bukti yang jelas.
Baca Juga: Pangkalan Udara Bagram, Saksi Bisu Peperangan yang Mengoyak Afghanistan
“Mereka telah melewati batas. Kami tak bisa memaafkan mereka,” tuturnya dikutip dari BBC, Sabtu (3/7/2021).
Ia menuduh senjata-senjata tersebut dikirimkan ke sel teroris yang didanai oleh Jerman, Lithuania, Polandia, Ukraina, dan Amerika Serikat.
“Sejumlah besar senjata datang dari Ukraina ke Belarusia. Itu sebabnya saya memerintahkan pasukan keamanan perbatasan untuk menutup perbatasan dengan Ukraina,” tambahnya.
Lukashenko menegaskan bahwa ia akan mengonfrontasi Kanselir Jerman, Angela Markel, dan pemimpin lainnya mengenai klaim tersebut.
Ukraina sendiri membantah ikut campur dalam urusan dalam negeri Belarusia.
Mereka juga mengatakan, penutupan perbatasan kedua negara hanya akan membuat masyarakat Belarusia menderita.
Baca Juga: WHO: Varian Delta Telah Menyebar ke Hampir 100 Negara, Dunia dalam Periode Berbahaya Pandemi
Belarusia berbatasan dengan Ukraina di Selatan. Mereka juga berbatasan dengan Polandia dan Lithuania di Barat, Latvia di Utara, dan Rusia di Timur.
Langkah Belarusia ini semakin membuat hubungan Belarusia dan sejumlah kekuatan asing semakin panas.
Pemerintahan Belarusia mendapatkan kecaman dari berbagai negara Eropa setelah memaksa pesawat Ryanair mendarat di negaranya untuk menangkap aktivis anti-pemerintah.
Akibatnya, negara-negara Eropa termasuk Uni Eropa (UE) memberikan sanksi terhadap Belarusia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.