Kompas TV internasional kompas dunia

Khawatir Nyawa Terancam, 11 Diplomat Myanmar di AS dan Swiss Menolak Pulang

Kompas.tv - 29 Juni 2021, 23:18 WIB
khawatir-nyawa-terancam-11-diplomat-myanmar-di-as-dan-swiss-menolak-pulang
Ilustrasi tentara junta militer Myanmar. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Fadhilah

NEW YORK, KOMPAS.TV – Sebanyak 11 diplomat Myanmar di Amerika Serikat (AS) dan Swiss menolak pulang kembali ke negara mereka. Para diplomat itu mendirikan front persatuan memprotes junta militer Myanmar dan berupaya tetap tinggal di negara tuan rumah.

Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kyaw Moe Tun (51) menyatakan pada Senin (28/6/2021), ke-11 diplomat itu termasuk di antara 20 diplomat Myanmar di 7 negara yang turut bergabung dalam gerakan pembangkangan nasional rakyat Myanmar.

Lewat gerakan pembangkangan nasional itu, rakyat Myanmar memprotes junta militer yang telah melengserkan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi dalam kudeta militer 1 Februari lalu.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Tolak Resolusi Majelis Umum PBB yang Serukan Embargo Militer

Melansir Kyodo News pada Selasa (29/6/2021), Moe Tun mengungkap, 4 diplomat Myanmar di Washington dan 3 di Los Angeles tengah meminta suaka atau status perlindungan sementara pada otoritas AS seiring masa jabatan diplomatik mereka yang segera berakhir.

Sementara, 4 diplomat Myanmar di Jenewa juga tengah meminta otoritas Swiss untuk mengizinkan mereka tetap tinggal di sana.

Para diplomat Myanmar lain yang menentang junta militer, kata Moe Tun, tersebar di Kanada, Prancis, Jerman, Israel, dan Jepang.

Kiper timnas Myanmar, Pyae Lyan Aung mencari suaka ke Jepang dan menolak pulang karena khawatir nyawanya terancam. (Sumber: Kyodo News)

Pengungkapan itu dinyatakan Moe Tun setelah kiper timnas Myanmar Pyae Lyan Aung mengajukan permohonan suaka sebagai pengungsi di Jepang pekan lalu.

Lyan Aung takut nyawanya terancam karena sempat membuat salam tiga jari sebagai tanda protes terhadap kudeta militer dalam pertandingan pada Mei lalu.

Pernyataan Moe Tun menunjukkan bahwa momentum menentang pemerintahan militer juga tumbuh di kalangan diplomat Myanmar di luar negeri.

Baca Juga: Kiper Timnas Myanmar Cari Suaka di Jepang, Merasa Nyawanya Terancam jika Pulang

Saat ditanya tentang situasi yang dihadapinya, Moe Tun mengindikasikan bahwa ia pun akan mengajukan perpanjangan masa tinggalnya di AS melalui permohonan suaka atau permohonan lainnya.

“Militer telah mendakwa saya telah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi. Jadi saya jelas tak bisa kembali (ke Myanmar),” ujar Moe Tun pada Kyodo News.

Moe Tun juga memuji aksi yang dilakukan Lyan Aung sang kiper timnas Myanmar. “Ia membantu membuat komunitas internasional sadar akan apa yang tengah terjadi di Myanmar,” pungkas Moe Tun.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x