NEW DELHI, KOMPAS.TV – Virus Corona varian Delta Plus adalah virus yang bermutasi dan mengalami lonjakan protein tertentu (protein spike). Varian virus ini sekarang diberi label "varian yang membuat khawatir" oleh pemerintah India, seperti dilansir Straits Times, Kamis, (24/06/2021).
Keputusan itu diumumkan pada Selasa (22/06/2021) setelah para ilmuwan yang bekerja di sebuah konsorsium laboratorium sekuensing genomik mengatakan kepada pemerintah India, mereka menemukan bukti yang menunjukkan varian baru itu lebih menular.
Mutasi Delta Plus juga dipandang lebih kuat dalam mengikat sel-sel paru-paru dan punya potensi resisten terhadap pengobatan oleh antibodi monoklonal.
Setidaknya ada 22 kasus Covid-19 varian Delta Plus yang terdeteksi di India sejauh ini, yaitu di negara bagian Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India menyarankan negara-negara bagian ini untuk mengambil "tindakan segera" di distrik dan klaster di mana varian ini telah dilaporkan.
Langkah-langkah yang disarankan termasuk melarang kerumunan orang, memperluas uji Covid-19 dan melakukan pelacakan segera, serta yang utama memperluas vaksinasi.
Baca Juga: Setelah Varian Delta, India Umumkan Temuan Virus Covid-19 Varian Delta Plus, Ada di 3 Negara Bagian
"(Pemerintah pusat) telah mengirim nasihat ke negara-negara bagian ini tentang respons kesehatan masyarakat mereka. Langkah-langkahnya tetap sama seperti yang telah diterapkan oleh mereka sebelumnya, namun harus menjadi lebih fokus dan efektif. Kami tidak ingin jumlah kecil (kasus infeksi varian Delta Plus) ini menjadi bencana yang lebih besar," kata Dr VK Paul, seorang anggota think-tank kebijakan pemerintah kepada wartawan.
Kementerian Kesehatan India juga meminta ketiga negara bagian "segera" mengirim sampel yang memadai ke laboratorium pemerintah dari mereka yang dites positif Covid-19 untuk studi epidemiologi lebih lanjut.
Varian baru yang disebut mutasi varian Delta dengan K417N ini juga ditemukan di beberapa negara termasuk Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Nepal, Polandia, Portugal, Rusia, Swiss, dan Turki. Mayoritas dari kasus yang dilaporkan ini berasal dari AS, Inggris, dan Portugal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.