DHAKA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh AK Abdul Momen mengecam penimbunan vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh negara-negara kaya, seperti dilansir Xinhua, Rabu, (23/06/2021).
Menlu Abdul Momen mengatakan, negara-negara kaya tersebut menetapkan sejumlah syarat untuk memasok vaksin ke negara lain.
Hal ini dikatakan Momen kepada para wartawan di kantor Kementerian Luar Negeri Bangladesh di Dhaka pada Selasa (22/06/2021), usai lawatan selama satu pekan ke Amerika Serikat.
Tanpa menyebut negara atau syarat yang diminta, dia menyampaikan, negara-negara kaya itu meminta syarat sebagai imbalannya.
"Seharusnya vaksin Covid-19 tidak boleh dikaitkan dengan apa pun," kata Momen.
Menyusul penghentian ekspor vaksin dari India pada Februari setelah Institut Serum India memasok 7 dari 30 juta dosis vaksin AstraZeneca yang disepakati dengan Bangladesh, negara tersebut saat ini sedang berusaha susah-payah untuk mendapatkan vaksin dari negara lain.
Negara Asia Selatan tersebut pada 19 Juni melanjutkan upaya penyuntikan dosis pertama menggunakan vaksin Covid-19 Sinopharm sumbangan China di sejumlah wilayahnya. Bangladesh menangguhkan pemberian dosis pertama vaksin pada 26 April.
Baca Juga: Amerika Serikat Umumkan Rencana Bagikan 55 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Seluruh Dunia
Sebelumnya hari Senin, (21/06/2021), juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengumumkan rencana pemerintah Amerika Serikat untuk membagikan 55 juta dosis vaksin COVID-19 ke seluruh dunia.
Melansir pernyataan pihak Gedung Putih dalam laporan Xinhua, Selasa, (22/02/2021), dari 55 juta dosis tersebut, sekitar 41 juta di antaranya akan dibagikan melalui COVAX untuk Amerika Latin dan Karibia (14 juta dosis), untuk Asia (16 juta dosis), dan untuk Afrika (10 juta dosis).
Sisanya, sekitar 14 juta dosis, akan dibagikan langsung kepada prioritas regional dan penerima lainny. Termasuk Afghanistan, Irak, Tepi Barat, dan Gaza.
Rencana alokasi 55 juta dosis ini adalah bagian yang tersisa dari kerangka keseluruhan Amerika Serikat membagikan 80 juta dosis secara global hingga akhir Juni.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.