KOMPAS.TV - Timnas Italia melaju mulus ke babak 16 besar Piala Eropa 2020 dengan torehan 3 kemenangan. Sejauh ini, performa Italia menunjukkan mereka dapat menjadi kandidat terkuat juara Piala Eropa 2020.
Padahal, sebelumnya Italia sempat tak lolos ke Piala Dunia 2018 setelah kalah dari Swedia di babak playoff pada 2017.
Kekalahan itu membuat manajer timnas Italia saat itu Gian Piero Ventura kehilangan pekerjaannya.
Sementara, Carlo Tavecchio mengundurkan diri dari jabatan presiden Federasi Sepakbola Italia. Tak cuma itu, sejumlah pemain senior memutuskan pensiun dari timnas Italia.
Lalu, Roberto Mancini ditunjuk menjadi manajer pada 2018 dan melakukan perombakan besar.
Menjelang Piala Eropa 2020, ia memanggil para pemain berpengalaman dan para pemain muda berbakat.
Nama-nama pemain muda, seperti Manuel Locatelli, Gianluigi Donarruma dan Federico Chiesa melengkapi para veteran, seperti Giorgio Chiellini, Lorenzo Insigne, dan Jorginho.
Melansir The Athletic, Mancini juga mengubah Italia yang lekat dengan cattenacio atau strategi pertahanan gerendel menjadi tim yang cenderung menyerang.
Italia menerapkan formasi 4-3-3 yang dapat berubah seusai keadaan. Saat menyerang, formasi ini bakal berubah menjadi 3-2-5 di mana bek kiri dan satu gelandang mereka akan naik membantu serangan.
Tempo permainan ini bergantung pada dua playmaker, biasanya Jorginho dan Marco Veratti, yang dapat digantikan Manuel Locatelli.
Dua playmaker ini bekerja layaknya Xavi dan Andreas Iniesta yang menjadi sumbu permainan Spanyol saat menjuarai Piala Dunia 2010.
Perubahan taktik ini segera menunjukkan hasil memuaskan. Kini, Italia telah sedang berada dalam performa puncak dengan 30 pertandingan tanpa terkalahkan.
Dalam 3 pertandingan babak grup Piala Eropa 2020, Italia bahkan berhasil mencetak 7 gol tanpa kebobolan sama sekali.(*)
Grafis: Arief Rahman
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.