JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus Covid-19 yang terjadi pada anak di Indonesia menjadi yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak rentang usia 0-5 tahun menyumbang 2,8 persen kasus, sedangkan usia 6-18 tahun angka kasus Covid-19 mencapai 9 persen.
Kondisi ini semakin buruk dengan tingginya jumlah kematian anak yang terkait Covid-19.
Minimnya testing atau pengujian Covid-19 menjadi masalah besar termasuk dalam menentukan kasus Covid-19 pada anak.
Indonesia dinilai masih jauh jumlah testingnya dibandingkan dengan negara lain.
Masih tingginya kasus Covid-19 yang terjadi pada anak menjadi kekhawatiran yang serius apalagi pemerintah akan membuka pembelajaran tatap muka pada juli mendatang.
Di Jakarta sendiri yang terbaru, Pemprov DKI menghentikan sementara uji coba pembelajaran tatap muka di ibukota, serta menerapkan bekerja dari rumah atau WFH hingga 75 persen.
Baca Juga: Berbeda dengan Orang Dewasa, Kenali Ciri Anak Terpapar Covid-19
Vaksinasi anak yang telah diizinkan berbagai negara hingga kini belum menjadi prioritas pemerintah di tanah air.
Para orangtuapun diimbau untuk mendampingi anaknya saak berkegiatan di luar rumah.
Sikap patuh terhadap protokol kesehatan mutlak diperlukan untuk mencegah penularan yang semakin masif saat ini.
Bagaimana pemerintah menyikapi tingginya Covid-19 pada anak dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 pada anak?
Simak pembahasannya bersama Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, serta serta Epidemiolog Klinis, Tifauzia Tyassuma.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.