KOMPASTV - Pandemi covid-19 yang tengah melanda Indonesia, membuat dunia pendidikan masih menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Namun setahun berlalu, kini pemerintah mulai mewacanakan adanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM), secara terbatas, terhitung pada tahun ajaran baru, juli mendatang.
Aktivitas pembelajaran tatap muka secara terbatas ini akan dilakukan setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga pendidikan. Berbagai simulasi PTM terbatas tengah digencarkan di beberapa sekolah, di sejumlah daerah. Seperti dki Jakarta, sejumlah kota di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta sejumlah kota lainnya.
Baca Juga: Menjaga Kualitas Darah Tetap Sehat - AYO SEHAT
Namun wacana pembelajaran tatap muka ini menuai kontroversi, lantaran dilakukan di tengah angka Covid-19 yang terus meningkat, terutama pada anak.
Dilansir dari lama covid19.go.id, sebanyak lebih dari 229 ribu anak Indonesia terinfeksi covid-19, dan 620 anak diantaranya mengalami kematian.
Atas wacana pembelajaran tatap muka terbatas ini dan angka kasus covid-19 yang terus meningkat, Ikatan Dokter Anak Indonesia mengeluarkan sejumlah himbauan. Diantaranya persyaratan dibukanya kembali sekolah salah satunya bila transmisi lokal terkendali, dengan positivity rate kurang dari 5 persen.
Baca Juga: Kanker Ovarium, Gejala & Penanganannya - AYO SEHAT
Namun pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring, juga kerap mengalami permasalahan. Kurangnya interaksi antara guru dan murid serta lerning loss, atau hilangnya minat belajar kini menghantui sejumlah siswa.
Lantas, sistem pembelajaran apa yang tepat bagi siswa sekolah di tengah pandemi covid-19?. Dan bagaimanakah persiapan orang tua yang akan memutuskan sistem pembelajaran bagi anaknya di tahun ajaran mendatang?. Temukan jawabannya di ayo sehat.
Follow us:
Instagram : @ayosehat_kompastv
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.