SURABAYA, KOMPAS.TV - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menyoroti pemasangan baliho Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani di sejumlah titik di Surabaya, Jawa Timur.
Dia menilai bahwa baliho Puan yang dijadikan media pengenalan kepada masyarakat ini merupakan hal yang wajar.
Namun Suko Widodo menyoroti pemasangan baliho di tengah kondisi pandemi bisa menjadi bumerang dan menimbulkan kesan negatif di masyarakat.
"Yang perlu dicatat dalam komunikasi politik itu adalah konteks psikologi masyarakat. Saat ini situasi pandemi, apakah itu justru tidak menjadi bumerang atau perspektif negatif, itu yang seharusnya dihitung," ujar Widodo, Senin (14/6/2021).
Menurutnya, untuk saat ini komunikasi politik yang tepat adalah interaksi langsung antara kandidat dengan calon pemilih.
Baca Juga: Pertemuan Dua Anak Presiden, Puan dan Gibran
Hal senada juga dikatakan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga.
Dia menyebut bahwa terpasangnya baliho Puan Maharani menunjukkan kader Partai Banteng itu mulai mempromosikan diri menuju bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Jamil menilai, Provinsi Jawa Timur, khususnya Surabaya, dijadikan titik awal karena wilayah tersebut memang menjadi salah satu basis PDIP.
"Karena itu, pemasangan baliho gambar Puan Maharani dapat diartikan juga sebagai tes ombak. Respons warga Jawa Timur, khususnya Surabaya, akan dijadikan tolok ukur pencalonan Puan Maharani," kata Jamil kepada wartawan, Senin (14/6/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.