JAKARTA, KOMPAS.TV - Prabowo akui telah menyusun sistem yang akan mencegah potensi penyalahgunaan anggaran terkait belanja Alutsista dengan dana yang disebut mencapai 1700 Triliun.
Prabowo mengaku bakal menggandeng Kejaksaan hingga BPK untuk mengawal kontrak-kontrak soal anggaran belanja Alutsista di Kemenhan.
"Saya rencananya mengundang kejaksaan, BPKP sama BPK untuk periksa semua kontrak kita sebelum kontrak itu efektif. ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi, kondisi keuangan, dan lain-lain, nah ini dalam perjalanannya saya akan minta kejaksaan, BPKP dan BPK," tutur Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier seperti dilihat, Minggu (13/6/2021).
Baca Juga: DItanya Deddy Corbuzier Maju di Pilpres 2024, Prabowo: Kita Ngopi Dulu
Prabowo bahkan mengaku bernegosiasi langsung dengan Produsen terkait belanja Alutsista.
"Saya sampai langsung nego ke produsen untuk tahu berapa harganya jika kita beli suatu barang. Saya tahu produsen, agen memang harus ada untung kan, tapi ya harganya wajar. Tapi jika kalau sudah gila-gilaan barang katakanlah X harganya kemudian mark-upnya sampai 600 persen, ya saya nggak mau tandatangan, saya tidak akan loloskan, saya lapor ke Presiden, Pak. Saya nggak mau Pak, berarti itu kan tanggung jawab saya kepada bapak Presiden, takut saya.dikutuk oleh generasi sekarang," ujar Prabowo
Mantan Danjen Kopassus itu mengakui jabatannya kini sangat krusial karena sangat berkaitan dengan kerahasiaan negara.
"Saya kan jadi Menteri Pertahanan, jadi pertahanan itu adalah hal yang menyangkut keselamatan negara dan bangsa. Jadi unsur-unsur pertahanan itu sangat rahasia," ujar Prabowo.
Bicara anggaran belanja Alutsista, Prabowo juga menyindir elite yang memprediksi Indonesia tidak akan perang dalam 40 tahun ke depan.
Prabowo mengaku bahwa namanya manusia, jika bicara suatu negara, kelompok, pasti ada saja negara lain yang tidak suka dan mau merebut demi bisa survive dan tak puas dengan satu pencapaian.
"Gue heran ada yang bilang, ada yang bilang dan meyakinkan pimpinan bahwa Indonesia dalam 40 tahun ke depan tidak akan ada perang, tahu darimana," seru Prabowo.
Baca Juga: Prabowo Blak-blakan ke Deddy Corbuzier, Ungkap Alasan Mau Jadi Menhan Jokowi
"Saya ingat Desember tahun 1974, ada jenderal yang yakin kita tidak akan perang, kita diminta untuk belajar sospol, dan lain-lain. Desember 1975 pecah Timor Timur, saya waktu itu begitu lulus saya latihan kecabangan dasar, komando, akhirnya Maret 76 saya tiba di Timtim, dan itu terjadi reuni, reuni sekian angkatan kita kumpul semua di Timtim, berarti kan perangnya besar bener nggak?" ujar Prabowo.
"Manusia itu mereka selalu akan merebut sumber daya, merebut kekayaan untuk survive. Bangsa-bangsa itu, suku-suku atau kelompok-kelompok mau merebut. Jadi disitulah masalah pertahanan yang amat sensitif," jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.