JAKARTA, KOMPAS.TV - Prabowo akhirnya blak-blakan dengan Deddy Corbuzier. Ia bicara banyak tentang alasan mau jadi Menhan di kabinet Jokowi, hingga bicara soal biaya belanja Alutsista hingga ribuan triliun.
Publik sebelumnya seolah tak percaya ketika Presiden Jokowi melantik seterunya Prabowo Subianto. Bahkan banyak yang menganggap Prabowo bisa mengkudeta Jokowi dari kursi Presiden.
Baca Juga: Pengamat Pertanyakan Varian Kapal Perang yang Dibeli Prabowo dari Perusahaan Italia
Posisi yang diberikan ke Prabowo merupakan kursi yang strategis. Sebab, Kementerian Pertahanan memegang anggaran fantastis di tiga matra yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.
Lalu, apa yang menyebabkan Prabowo bersedia menjadi Menhan? Bukankah posisinya berada di bawah Jokowi sebagai presiden? Sementara, selama satu tahun terakhir Prabowo mencoba berbagai cara untuk meraih kemenangan saat pemilu.
"Kita sama-sama merah putih. Sekarang gini, Kita rival dalam satu kompetisi, nah apakah rival dalam kompetisi harus menjadi lawan, Coba kita ingat waktu kita di sekolah, ada yang menang lomba lari, lalu setelah kompetisi usai, apa kita masih gebuk-gebukan?" seru Prabowo dalam Podcast Deddy Corbuzier, Minggu (13/6/2021).
"Beliau mau jadi presiden, saya juga mau jadi presiden, dia ingin jadi presiden untuk mengabdi, untuk berbakti, untuk Indonesia, nah saya juga begitu mau mengabdi untuk Indonesia. saya juga begitu," tuturnya.
Prabowo akui diminta untuk menjadi menteri, karena demi bangsa dan diminta langsung oleh Pak Jokowi
"Kalau sama-sama ingin mengabdi kenapa harus saling melawan?" tandasnya.
Ungkap alasan pentingnya belanja Alutsista
Mantan Danjen Kopassus itu mengakui jabatannya kini sangat krusial karena sangat berkaitan dengan kerahasiaan negara.
"Saya kan jadi Menteri Pertahanan, jadi pertahanan itu adalah hal yang menyangkut keselamatan negara dan bangsa. Jadi unsur-unsur pertahanan itu sangat rahasia," ujar Prabowo.
Bicara anggaran belanja Alutsista, Prabowo mengaku bahwa namanya manusia, jika bicara suatu negara, kelompok, pasti ada saja negara lain yang tidak suka dan mau merebut demi bisa survive dan tak puas dengan satu pencapaian.
"Manusia itu mereka selalu akan merebut sumber daya, merebut kekayaan untuk survive. Bangsa-bangsa itu, suku-suku atau kelompok-kelompok mau merebut. Jadi disitulah masalah pertahanan yang amat sensitif," jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.