SULUT, KOMPAS.TV - Danau Tondano yang terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam.
Namun keberadaan danau ini terancam punah seiring terus meningkatnya pendangkalan akibat tanaman eceng gondok.
Berdasarkan data yang ada, Danau Tondano memiliki kedalaman hingga 43 meter pada tahun 1934 silam, namun karena cepatnya laju pendangkalan saat ini kedalaman Danau Tondano hanya belasan meter saja.
Tergerak melihat kondisi ini, aktivis lingkungan yang tergabung dalam Manengkel Solidaritas Pusat menggagas upaya pelestarian Danau Tondano melalui pemanfaatan eceng gondok.
Dengan menggandeng pengrajin lokal, Gulma ini diolah hingga menjadi berbagai produk kerajinan.
Produk yang dihasilkan diantaranya adalah Pot gantung, anyaman tikar, hingga alas multifungsi.
Manengkel solidaritas berharap keberadaan eceng gondok dijadikan peluang bagi warga di sekitar Danau Tondano untuk meningkatkan perekonomian.
Pembuatan kerajinan berbahan eceng gondok tergolong mudah.
Yang cukup memakan waktu adalah proses awal penjemuran eceng gondok yang bisa berhari-hari tergantung kondisi cuaca
Perajin mengaku bisa memproduksi hingga 8 pot gantung dalam sehari, sedangkan untuk anyaman tikar butuh waktu hingga 3 minggu.
Dengan memanfaatkan media sosial, kerajinan eceng gondok ini kemudian dijual melalui sistem donasi tanpa mematok harga. Seluruh keuntungan dari penjualan digunakan untuk mengganti ongkos produksi sekaligus membiayai upaya penyelamatan Danau Tondano.
Video Editor: Faqih
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.