Kompas TV nasional sosial

Prediksi Jakarta Tenggelam di Mata Pakar Tata Ruang UGM

Kompas.tv - 7 Juni 2021, 22:58 WIB
prediksi-jakarta-tenggelam-di-mata-pakar-tata-ruang-ugm
Pakar tata ruang UGM Bambang Hari Wibisono angkat bicara perihal prediksi Jakarta tenggelam. (Sumber: istimewa)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Hariyanto Kurniawan

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Prediksi Jakarta tenggelam dalam beberapa puluh tahun mendatang sudah diprediksi sejumlah pakar dan lembaga riset. Pakar tata ruang Universitas Gajah Mada (UGM), Bambang Hari Wibisono, pun angkat bicara perihal prediksi Jakarta tenggelam.

“Prediksi-prediksi semacam ini menjadi peringatan penting akan ancaman yang dihadapi Jakarta di masa mendatang yang menuntut upaya serius untuk dilakukan saat ini,” ujarnya, Senin (7/6/2021).

Ia menilai prediksi Jakarta tenggelam dalam beberapa puluh tahun mendatang bukan sesuatu yang mustahil.

Sebab, isu penurunan permukaan tanah sendiri telah menjadi perhatian dari para ahli sejak 10 hingga 15 tahun yang lalu. Banyak pula yang kemudian memberikan peringatan serta pendapat tentang apa yang seharusnya dilakukan di Jakarta.

Baca Juga: Kapal TNI KRI Teluk Jakarta Tenggelam di Pulau Kangean Jawa Timur

Menurut Bambang, salah satu hal yang harus dilakukan adalah menggunakan instrumen penataan ruang secara ketat.

“Artinya, tata ruang seharusnya sudah mengatur mana yang boleh dan tidak, mana yang merupakan kawasan budi daya yang bisa dikembangkan, dan mana kawasan yang memiliki fungsi lindung,” ucapnya.

Ia berpendapat selama ini pembangunan fisik di Jakarta masih hanya mempertimbangkan kapasitas atau daya tampung, namun belum secara serius memikirkan tentang daya dukung. Selain itu perlu juga mempertimbangkan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap penduduk untuk memiliki kualitas hidup yang baik.

Misal, orang membutuhkan air bersih, listrik, dan sebagainya, sedangkan dari segi keluaran atau output, orang menghasilkan limbah yang harus diolah.

Jumlah penduduk Jakarta telah mencapai lebih dari 10 juta sedangkan luas wilayahnya hanya sebesar 661 kilometer persegi.

Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi pada kebutuhan ruang serta sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan masyarakat. Padahal, pembangunan fisik memberi beban bagi lahan.

Baca Juga: Cara Pendaftaran FMOTM secara Online Agar Mendapat Program Bantuan dari Pemprov DKI Jakarta

Fenomena-fenomena semcam ini yang memicu kekhawatiran para ahli terkait Jakarta tenggelam. Meskipun demikian, Bambang berpendapat belum terlambat untuk melakukan intervensi dan langkah nyata untuk mengatasi persoalan ini dan menghentikan ancaman tenggelamnya Jakarta.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x