JAKARTA, KOMPAS.TV - Kisruh pemilihan Nagita Slavina dan RaffI Ahmad sebagai Ikon PON XX Papua terus menjadi perhatian publik.
Roy Letrora, Ketua Bidang II PB PON XX Papua ikut menanggapi hal tersebut. Menurutnya, perbedaan pendapat ini tak perlu diperpanjang lagi.
Dituding Cultural Appropriation, Roy Letrora membantah hal tersebut. Ia menjelaskan ulang perbedaan antara Duta dan Ikon.
Baca Juga: Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua Diprotes, Menpora: Bukan Keputusan Pemerintah Pusat
"Duta itu merepresentasikan lokasi acara, karena itu kita pilih Boaz Solossa karena ia atlet Papua dengan prestasi yang bagus, nah untuk Ikon, tugasnya ini menyosialisasikan dan promosi PON secara nasional," ujar Roy Letrora dalam potongan wawancara CNN Indonesia yang diunggah akun Instagram Olvah Alhamid, yang juga wanita asli Papua dan Finalis Putri Indonesia 2015.
"PON XX ini olahraga multievent bangsa indonesia, hanya Papua kini jadi tuan rumah. Nah kita sudah tunjuk Boaz jadi duta, sementara Raffi Ahmad dan Nagita Slavina jadi ikon juga melalui penilaian yang ketat sebelum ditunjuk panita. Jadi ini sudah menjawab ya, ada perwakilan Papua dan nasional."
Baca Juga: Raffi Ahmad Tanggapi soal Kontroversi Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua
Roy Letrora juga menjelaskan soal bujet untuk influencer yang nominalnya mencapai Rp11 miliar. Penggunaan influencer juga dimaksudkan agar PON XX Papua berjalan meriah.
"Jadi perlu diketahui influencer ini juga tak hanya Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ya, jadi untuk influencer lokal di Papua, itu saat ini sekiran 40, lalu influencer nasional itu sekitar 50 orang, dan itu akan terus bertambah sesuai dengan yang dianggarkan Rp11 M," tukas Roy Letrora.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.