TEL AVIV, KOMPAS.TV - Serangan ke Gaza yang dilakukan Israel ternyata juga memiliki tujuan lain.
Mereka menjadikan serangan itu sebagai uji coba bagi perang Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan pertama negara Zionis tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut perang AI pertama tersebut sebagai Operasi Penjagaan Tembok.
“Untuk pertama kalinya, intelijensi buatan menjadi komponen kunci dan pengganda kekuatan dalam melawan musuh,” tutur seorang petugas intelijen senior IDF dikutip dari Jerusalem Post, Kamis (27/5/2021).
Baca Juga: Badan HAM PBB Lakukan Investigasi Kejahatan Perang di Konflik Israel-Palestina, Netanyahu Kesal
“Ini adalah kampanye pertama dari jenisnya untuk IDF. Kami menerapkan metode operasi baru dan menggunakan perkembangan teknologi yang merupakan pengganda kekuatan untuk seluruh IDF,” lanjutnya.
Pada serangan 11 hari di Gaza, IDF melakukan serangan intensif dengan target Hamas dan pejuang jihad Palestina.
Mereka pun meyerang infrastruktur yang diduga dimiliki oleh kedua grup tersebut, meski bukti-bukti terkait dugaan tersebut tak ditemukan.
IDF menggunakan teknologi AI canggih tersebut untuk memusatkan semua data tentang kelompok teroris di Gaza ke dalam satu sistem.
Baca Juga: Baru Gencatan Senjata Israel-Palestina, Ratusan Pemukim Yahudi Memaksa Masuki Masjid Al-Aqsa
Hal itu memungkinkan adanya analisis dan ekstraksi kecerdasan.
Pasukan dari unit 8200, unit elit korps intelijen Israel, mempelopori algoritma dan kode yang mengarah ke beberapa program baru yang disebut Alchemist, Gospel dan Depth of Wisdom, yang dikembangkan selama pertempuran.
Gospel menggunakan AI untuk menghasilan rekomendasi bagi pasukan di divisi penelitian intelijen militer, yang menggunakannya untuk menghasilkan target berkualitas dan kemudian meneruskannya untuk melakukan serangan.
“Untuk pertama kalinya, pusat multidisiplin diciptakan untuk menghasilkan ratusan target yang relevan dengan perkembangan pertempuran,” ujar petugas senior tersebut.
Baca Juga: Soal Gencatan Senjata, Pendiri Hamas: Tak Ada Perdamaian dengan Israel Tanpa Keadilan bagi Palestina
“Hal itu memungkinkan militer untuk terus bertempur selama yang dibutuhkan dengan target yang semakin banyak,” lanjutnya.
Pihak militer percaya penggunaan AI akan menolong memperpendek jarak pertempuran, lebih efektif dan cepat dalam mengumpulkan target menggunakan sistem pengenalan super.
Serangan yang dilakukan Israel ke Gaza selama 11 hari, sejak Senin (10/5/2021), telah membuat lebih dari 200 warga Palestina tewas, dan sekitar 1.900 orang terluka.
Saat ini kedua pihak telah melakukan gencatan senjata yang efektif dilakukan sejak, Jumat (21/5/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.