OTTAWA, KOMPAS.TV - Sebanyak 215 jasad anak-anak suku asli ditemukan di bekas sekolah asrama yang didirikan lebih dari satu abad lalu di Sekolah Kamloops, negara bagian British Columbia, Kanada, seperti dilansir France24, Sabtu, (29/05/2021).
Sekolah asrama itu didirikan untuk mengasimilasi warga suku asli setempat ke kebudayaan Barat, seperti dituturkan tetua suku asli Tk'emlups te Secwepemc hari Kamis, (27/05/2021) waktu Kanada.
Kepala suku yang bernama ROsanne Casimir mengatakan,"Beberapa jasad anak-anak diperkirakan ada yang berusia 3 tahun," sambil menyebutkan temuan itu merupakan "kehilangan tak terperi yang selama ini dibicarakan tapi tidak pernah terdokumentasi" oleh pengurus sekolah.
Kesimpulan awal dari penyelidikan atas temuan tersebut akan diumumkan minggu depan, tutur Rosanne.
Sementara itu, suku tersebut akan bekerja bersama dengan petugas forensik dan museum untuk menyingkap temuan mengerikan itu, serta mencari catatan dan dokumen historis atas mereka yang jasadnya ditemukan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam cuitannya di Twitter mengatakan, temuan "menyedihkan" itu membuat "dirinya sangat sedih"
Trudeau juga mengatakan, temuan itu "adalah pengingat yang menyakitkan akan sejarah kelam dan memalukan dari negara kita,"
Baca Juga: Cerita Pemilik UKM Pria Tampan Bisa Ekspor Batik ke AS dan Kanada meski Pandemi
Anak-anak suku asli dilucuti dari budaya dan bahasanya
Pernyataan Trudeau diamini menteri urusan hubungan masyarakat asli, Carolyn Bennet, seraya menawarkan dukungan pemerintah kepada keluarga-keluarga serta masyarakat suku asli untuk menghormati mereka yang meninggal.
Sekolah Asrama Kamloops adalah sekolah terbesar dari 139 sekolah asrama sejenis yang khusus didirikan pada akhir abad 19. dimana 500 anak-anak terdaftar menjadi siswa setiap tahunnya.
Sekolah itu sendiri dikelola Gereja Katolik atas nama pemerintah Kanada dari 1890 hingga 1969.
Sekitar 150,000 anak-anak suku Indian Inuit dan Metis dipaksa masuk sekolah-sekolah tersebut. Anak-anak itu mendapat penyiksaan secara fisik dan secara seksual oleh kepala sekolah dan guru, dimana anak-anak itu dilucuti dari budaya dan bahasa asli mereka.
Baca Juga: Buka Kelas Orgasme di Bali, Pria Asal Kanada Dideportasi
Kini pengalaman mengerikan warga suku asli itu dituding sebagai penyebab kemiskinan, ketergantungan minuman keras, dan kekerasan dalam rumah tangga serta tingginya tingkat bunuh diri di kalangan suku asli setempat.
Sebuah Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi mengidentifikasi informasi dan nama-nama sekitar 3,200 anak yang terbunuh akibat penyiksaan maupun penelantaran saat mengikuti sekolah asrama itu.
Angka pasti dari jumlah korban sejak sekolah-sekolah asrama didirikan hingga itu ditutup tetap misteri sampai saat ini.
Menurut pernyataan suku Tk'emlups te Secwepemc, , kepala sekolah sekolah Kamloops tahun 1910 tercatat pernah mengeluhkan kurangnya dana untuk memberi makan murid.
Pemerintah pusat Kanada di Ottawa tahun 2008 secara resmi pernah meminta maaf atas "Pembunuhan budaya secara massal dan meluas" dan memberi kompensasi 1,9 miliar dollar Kanada kepada mantan murid sekolah-sekolah tersebut yang masih hidup.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.