UTTAR PRADESH, KOMPAS.TV - Sebanyak 20 orang di India telah disuntik vaksin Covid-19 berbeda pada dosis pertama dan dosis keduanya.
Pada dosis pertamanya di awal April, ke-20 orang tersebut disuntikkan AstraZeneda. Namun, pada dosis kedua mereka disuntuk vaksin lokal yang tengah dikembangkan Covaxin pada bulan April.
Insiden tersebut terjadi di Siddharthnagar, Negara Bagian Uttar Pradesh, India Utara.
India sendiri tak mengizinkan pencampuran vaksin yang berbeda.
Hal itu sendiri saat ini masih dilakukan penelitian di seluruh dunia untuk melihat apakah dosis berbeda dan vaksin yang berbeda aman untuk dilakukan.
Baca Juga: Joe Biden Beri Waktu 90 Hari untuk Intelijen AS Cari Asal Usul Covid-19, China Meradang
Pejabat Siddhartnaghar menegaskan mereka telah meluncurkan penyelidikan terkait pengawasan administratif terhadap kasus itu. Namun, mereka mengungkapkan ke-20 orang tersebut kondisi sehat.
Kepala Petugas Medis Siddharthnagar, Sandeep Chaudhary mengungkapkan kepada NDTV, bahwa ia telah meminta penjelasan dari pihak yang dinyatakan bersalah atas kejadian itu.
Ia pun berjanji akan memberikan hukuman terhadap mereka.
Sejumlah warga desa pun mengatakan bahwa mereka khawatir terhadap vaksin yang dicampur tersebut.
Mereka takut bahwa hal tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap mereka beberapa pekan kemudian.
Baca Juga: Pakistan Enggan Ada Pangkalan Militer AS di Negaranya
Kedua vaksin Covid-19 tersebut memang dibuat dengan cara yang berbeda.
Covaxin yang tengah dikembangkan dibuat dengan membunuh Virus Corona. Sementara itu, AstraZeneca yang di India disebut dengan Covashield dibuat menggunakan virus demam (yang diketahui merupakan adenovirus) yang dilemahkan dari simpanse.
Virus tersebut dimodifikasi hingga seperti virus Corona, meski tak menyebabkan sakit dan aman.
Saat ini ilmuwan masih mempelajari apakah produksi vaksin yang berbeda bisa diberikan kepada orang yang sama. Hal itu dilakukan terkait minimnya jumlah vaksin di seluruh dunia.
India sendiri merupakan salah satu negara terparah kedua terkait kasus positif Covid-19.
Secara keluruhan telah dilaporkan terjadinya lebih dari 2,7 juta kasus, dengan angka kematian mencapai 300.000 orang, namun diyakini lebih banyak dari itu.
Baca Juga: Hebat! Peneliti Putri Asal Indonesia Raih Penghargaan Riset Post-Doktoral di Inggris
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.