JAKARTA, KOMPAS.TV - Industri pengolahan kayu terus menunjukan pertumbuhan pada Triwulan I 2021, meski sebelumnya sempat mengalami kontraksi.
Pada periode tersebut, menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita tren positif sebesar 8,04 persen dalam produktivitas industri pengolahan kayu di tanah air dipicu oleh meningkatnya permintaan pasar.
Hingga, secara tidak langsung, membuka peluang untuk meningkatkan minat investasi di sektor tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Diharapkan Menghentikan Kuota Impor Garam Bagi Industri Aneka Pangan
“Suatu kebanggaan bagi saya berada di antara rekan-rekan pelaku industri yang terus bergerak menciptakan peluang pasar baru dan membangun kemandirian ekonomi melalui investasi baru,” ujarnya dalam siaran resminya, Kamis (27/5/2021).
Agus melanjutkan, selama ini, permintaan global akan produk industri furnitur dan woodworking berkembang begitu menjanjikan, baik itu di dalam negeri maupun untuk ekspor.
"Ekspor produk furnitur di tahun 2020 mengalami peningkatan dengan nilai USD 1,91 miliar atau meningkat 7,6 persen dari tahun 2019 yaitu senilai USD 1,77 miliar," sebutnya.
Baca Juga: Berikan Stimulan pada Kawasan Industri Halal, Wapres Wujudkan Komitmen Kembangkan Industri Halal
Dengan capaian itu, Indonesia pun berada di deretan top eksportir produk-produk funitur dunia, bersama China, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam.
Pada tahun 2020, negara-negara tujuan ekspor furnitur Indonesia terbesar adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.
Sedangkan, pada tahun 2019, Indonesia masih bersanding dengan China, Canada, Polandia, Brazil, Jerman sebagai negara-negara eksportir terbesar salah satu produk woodworking, yaitu pintu.
Baca Juga: Pemerintah akan Tanggung Seluruh Biaya Sertifikasi TKDN untuk Industri Kecil
"Pada tahun 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan," kata Agus.
Sementara itu, di dalam negeri, pemerintah pun terus memberikan stimulus fiskal dan moneter terhadap sektor pengolahan kayu, supaya tingkat permintaannya tetap stabil.
Tak lupa, Agus menerangkan pula soal fenomena reorganisasi signifikan belanja rumah tangga akibat pandemi yang berkepanjangan.
Belanja rumah tangga mengalami peralihan dari sektor hiburan, pariwisata, dan transportasi, ke sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan menata atau renovasi rumah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.