KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV – Lebih dari 200 orang terluka menyusul tabrakan antara dua Light Rail Trains (LRT) di sebuah terowongan di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin malam (24/5/2021). Insiden itu merupakan kecelakaan tabrakan utama sepanjang 23 tahun sistem metro Malaysia itu.
Sejumlah gambar yang beredar di media sosial terkait insiden tabrakan LRT itu memperlihatkan sejumlah penumpang tampak bergelimpangan di lantai LRT di tengah pecahan kaca dan darah.
Akibat tabrakan, sejumlah penumpang mengalami shock. Afiq Luqman Mohamad Baharudin (27), salah seorang penumpang, mengatakan, banyak penumpang yang terlempar dari kursi mereka atau jatuh ke lantai kereta. Katanya, kereta sempat berhenti selama 15 menit sebelum tabrakan terjadi.
“Kereta kami baru bergerak selama beberapa detik saat tabrakan tiba-tiba terjadi. Efeknya sangat kuat sampai saya terluka di bagian kepala, kaki kiri dan dada,” katanya.
Baca Juga: Tabrakan Kereta di Mesir, 32 Orang Tewas dan 165 Luka-luka
Menteri Transportasi Wee Ka Siong mengatakan, kereta yang membawa 213 penumpang bertabrakan dengan sebuah kereta kosong yang sedang diuji di sebuah terowongan dekat Menara Kembar Petronas.
“Kereta itu berjalan dengan kecepatan 20 kilometer per jam dan yang satunya sekitar 40 kilometer per jam saat tabrakan terjadi. Ini menyebabkan guncangan keras yang membuat penumpang terlempar dari kursi mereka,” katanya seperti dilansir dari Associated Press, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga: Kecelakaan Kereta di Taiwan yang Renggut 34 Nyawa, Diawali Menabrak Truk Konstruksi
Menteri Wilayah Federal Annuar Musa mengatakan, 3 penumpang berada dalam kondisi kritis dan telah menjalani prosedur intubasi. Lebih dari 40 penumpang mengalami luka serius dan 160 lainnya cedera ringan.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menjanjikan penyelidikan menyeluruh terkait penyebab insiden tabrakan itu. Polisi menduga ada kesalahan komunikasi dari pusat kendali operasi kereta. Kereta kosong yang tengah diujicobakan itu dikendarai seorang masinis, sementara kereta berpenumpang itu dioperasikan secara otomatis dan dikendalikan dari pusat operasi kereta.
Baca Juga: Bocah Israel 5 Tahun Jadi Satu-satunya Korban Selamat dalam Kecelakaan Kereta Gantung di Italia
Tabrakan itu mengakibatkan satu dari tiga jalur LRT yang menghubungkan Kuala Lumpur dan kawasan di sekitarnya, terganggu. Prasarana Malaysia Berhad, perusahaan pemerintah yang memiliki sistem metro, menyatakan, layanan kereta kembali normal pada Selasa (25/5/2021) pagi.
Sistem metro itu tercatat mengangkut lebih dari 350.000 penumpang setiap hari. Namun, sejak pemberlakuan pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19 yang melanda, jumlah ini berkurang drastis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.