JAKARTA, KOMPAS.TV – Wawasan keberagaman ternyata sudah menjadi milik bangsa Indonesia sejak dari genetikanya. Berdasarkan hal itu, penting bagi para guru sejarah untuk menarasikan tentang sejarah pembentukan manusia Indonesia.
Dimulai dari masa prasejarah untuk memantik kesadaran siswa bahwa manusia modern di Indonesia ini terbukti secara ilmiah hasil dari pembauran.
Hal tersebut mengemuka dalam acara diskusi virtual Hari Kebangkitan Nasional bertajuk "Geneka Tunggal Ika : Menjadi Satu Indonesia" yang digelar Yayasan Cahaya Guru, Kamis (20/5/2021). Para guru dari berbagai daerah dan pegiat keberagaman hadir dalam diskusi daring ini.
Kata "Geneka" dalam diskusi tersebut merujuk pada "genetika" dan "bhineka".
“Kita punya pegangan dari riset DNA. Sejak dalam DNA, kita sudah bineka. Karena itu, keberagaman harus dimasukkan dalam kesadaran, supaya generasi muda dan masyarakat melihat semua orang sebagai saudara,” kata Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo Sitepu, dikutip dari Kompas.id.
Ilmuwan dan Peneliti DNA dari lembaga Eijkman, Herawati Supolo Sudoyo mengatakan, para guru sejarah dalam memaparkan sejarah Indonesia tak banyak yang mau membahas dari zaman prasejarah karena menganggap sejarah zaman modern lebih penting.
“Padahal di jaman prasejarah, banyak hal menarik, (dan) sekarang menjadi kunci untuk memahami peradaban sekarang ini. Para guru justru dapat memperkuat wawasan keberagaman,” kata Herawati.
Baca Juga: Hari Kebangkitan Nasional, Warga Solo Serentak Nyanyi Indonesia Raya
Pemahaman identitas Indonesia, lanjut Herawati, adalah pijakan kita untuk menentukan masa depan bangsa. Indonesia sendiri sangat penting untuk dunia, sebab Indonesia menjadi tempat persilangan dari migrasi manusia modern (homo sapiens).
Nenak moyang Indonesia nyatanya merupakan pendatang dan dalam perjalanan sejarahnya terjadi pembauran.
“Sangat penting untuk meningkatkan proses saling memahami budaya untuk membangun kemajemukan,” ujar Herawati.
Sementara itu, Henny mengingatkan guru untuk memberikan pemahaman konteks saat belajar sejarah dan memberikan kesempatan untuk berefleksi.
“Butuh guru yang juga mau berhenti untuk bertanya mengapa ini penting. Para guru di semua lintas pelajaran penting untuk memperkuat wawasan keberagaman,” ujar Henny.
Momen Hari Kebangkitan Nasional yang memperingati pergerakan yang dilakukan Boedi Oetomo, tambah Henny, mengingatkan pentingnya pendidikan bagi anak bangsa.
Ketika kebinekaan dan kebangsaan mengalami tantangan serta otonomi daerah menghasilkan peraturan daerah yang mengangkat perspektif agama tertentu bukan perspektif keagamaan yang mengarah pada keseragaman, maka wawasan keberagaman semakin penting.
Baca Juga: Kenapa Tanggal 20 Mei Ditetapkan Hari Kebangkitan Nasional? Ini Sejarahnya
“Kebangsaan dan kebinekaan ada di ranah kesadaran, butuh proses reflektif dan pengalaman. Membuat ruang perjumpaan pada perbedaan dan keberagaman untuk guru dan siswa sebagai pembelajaran untuk meresapi kebinekaan dan kebangsaan,” ujar Henny.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.