GAZA, KOMPAS.TV - Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (18/05/2021) menyebutkan 52 ribu warga Palestina mengungsi ke sekolah-sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Jalur Gaza, setelah bentrokan memasuki hari kesembilan, yang kemungkinan menjadi paling sengit antara Israel dan Gaza sejak 2014, lapor kantor berita Palestina WAFA, Rabu, (19/05/2021)
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyampaikan dalam sebuah pernyataan pers bahwa sejak 10 Mei, jet-jet tempur Israel telah menghancurkan, baik secara total maupun sebagian, 448 bangunan di wilayah kantong pesisir Palestina tersebut.
Jens Laerke, juru bicara OCHA, mengatakan dalam pernyataan itu bahwa 132 bangunan hancur total dan 316 lainnya hancur sebagian, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat perawatan kesehatan.
Sebuah laporan PBB menyebutkan militer Israel telah meluncurkan 1.615 serangan udara ke Jalur Gaza sejak 10 Mei, menghancurkan atau merusak sekitar 450 bangunan dan memaksa 52.000 warga Palestina mengungsi ke sekolah-sekolah milik PBB.
Baca Juga: Hancur! Penampakan Gaza dari Foto Satelit Pasca Serangan Israel
Sementara itu, kantor pers pemerintah di Gaza menyampaikan jet-jet tempur Israel telah meluncurkan 1.615 serangan udara ke Jalur Gaza dalam sembilan hari terakhir, menyasar rumah, bangunan, infrastruktur maupun gedung pemerintahan.
Sebuah pernyataan militer Israel menyebutkan 60 jet tempur dikerahkan untuk mengebom terowongan-terowongan bawah tanah milik Hamas di Gaza, sedangkan lebih dari 100 misil ditembakkan dalam 35 menit pada Selasa pagi.
Sementara itu, kelompok-kelompok militan yang dipimpin oleh Hamas menembakkan lebih dari 100 roket dari Gaza ke arah sejumlah kota di Israel, namun 70 di antaranya berhasil dicegat, imbuh pernyataan itu.
Menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan di Gaza, total 213 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak dan 36 wanita, tewas serta 1.442 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel baru-baru ini ke wilayah kantong Palestina yang dikepung tersebut.
Baca Juga: Kemlu: Akar Masalah Adalah Penjajahan Atas Palestina
Pada Kamis, 19 November 2020, Israel meminta melakukan pemungutan suara dalam pertemuan Komite Ketiga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Komite ketiga ini fokus membahas isu sosial, kemanusiaan, dan budaya.
Dalam rapat komite ketiga ini, Israel meminta pemungutan suara berjalan untuk membahas hak rakyat Palestina menentukan nasib sendiri.
Melansir The Times of Israel, salah satu hak menentukan nasib sendiri ini adalah hak kemerdekaan negara Palestina. Pemungutan suara ini juga menekankan urgensi penghentian segera pendudukan Israel.
Terakhir, pemungutan suara ini membahas kesepakatan damai dengan solusi dua negara, yaitu Israel dan Palestina berdiri berdampingan.
Hasilnya, 163 mendukung Palestina. Sementara, 5 negara menolak mendukung Palestina dan 10 negara memilih abstain atau tidak memberi suara.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.