JAKARTA, KOMPAS.TV- Larangan mudik yang berlaku mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021, menyebabkan pengusaha rest area dan para pedagang di dalamnya merana. Lantaran trafik kendaraan yang ke rest area turun hingga 90 persen dari sebelum masa larangan mudik.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) R Widie Wahyu GP mengatakan, penurunan signifikan terjadi pada kendaraan pribadi, lalu mobil travel dan bus.
Aktivitas ekonomi di rest area pun banyak bergantung pada truk yang pergerakannya memang tak dibatasi.
Baca Juga: Lockdown Malaysia Mulai Hari Ini, Puluhan Ribu WNI Terpaksa Mudik Karena Kehilangan Pekerjaan
"Besar banget (dampaknya), penurunan dari mulai trafik maupun omzet. Apalagi hari ini diperparah dengan truk yang sudah mulai enggak jalan karena mulai pada libur, jadi lumayan dalam banget," kata Widie seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/05/2021).
Jika dihitung dari seluruh rest area anggota asosiasi, potensi pendapatan yang hilang akibat larangan mudik mencapai Rp20 miliar.
Tak hanya pedagang makanan dan minuman di restoran area yang pendapatannya anjlok. Penurunan trafik tersebut juga membuat omzet penjualan BBM rata-rata turun 80 persen-90 persen.
Baca Juga: Mudik Dilarang Bikin Perputaran Uang Terpusat di Jabodetabek, Daerah Gigit Jari
Sedangkan untuk tenant lainnya, baik itu brand internasional, nasional, lokal, maupun UMKM omzetnya rata-rata menurun hingga 95 persen.
"Mereka omzetnya hanya 5-10 persen, bahkan bisa dibilang hampir sama sekali tidak ada penjualan, enggak ada pendapatan sama sekali," ungkap Widie.
Padahal, selama ini pengusaha rest area dan pedagang di dalamnya berharap banyak pada momen mudik Lebaran. Sebelum pandemi, periode tersebut menjadi momen mereka meraup keuntungan berlipat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.