Inilah yang memicu konflik di HKBP semakin meruncing, yang mengakibatkan dualisme kepemimpinan di HKBP dari tahun 1992-1998. Di masa ini, terjadilah kericuhan akibat perebutan gereja antara kubu pro SAE Nababan dann kubu Ephorus pilihan pemerintah.
Bukan cuma di Sumatera Utara, kericuhan gereja HKBP juga sempat terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat. Pendeta dan guru jemaat yang menolak mengakui pengurus pusat HKBP pilihan pemerintah disingkirkan. SAE Nababan dan keluarga juga digusur dari rumah dinas Ephorus. Semua barang miliknya dikeluarkan dari rumah dinas.
Baca Juga: Satu Jam Bersama Pak Jusuf Kalla di Vatikan
Belum lagi kekerasan dan penahanan yang dilakukan Bakorstranasda. Human Right Watch (HRW) dalam laporannya yang berjudul “Kekerasan Militer terhadap Gereja Batak” tanggal 25 Januari 1993 menyebutkan telah terjadi sejumlah penahanan dan kekerasan terhadap 60 anggota jemaat HKBP yang melakukan protes terhadap intervensi pemerintah.
Semasa menjadi Ephorus HKBP, Pendeta SAE Nababan dikenal kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. Opininya kerap menyuarakan perhatian terhadap persoalan kemanusiaan dan prinsip demokrasi
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.