Di IGD, Adik Ungkap Sapri Pantun Berbeda dan Meracau "Masak Aer Biar Mateng"

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sapri Pantun meninggal dunia setelah melawan penyakit diabetes yang membuat kandungan gula dalam darahnya sudah terlampau tinggi. Dokter bahkan sempat tak percaya dengan hasil pemeriksaan Bang Sapri Pantun. 

"Dokter sempat gak percaya, dia bilang 'bisa gak pasiennya dibawa lagi ke sini kayanya ada kesalahan, ini kayanya salah deh kok sampai tinggi banget rata-rata bisa collaps kayanya ada kesalahan, saya bilang 'gak bisa bang Sapri udah drop di rumah'," kata Dolly, adik Sapri Pantun saat diwawancara Ruben Onsu di akun Youtube The Onsu Family.

Saat di IGD, kata Dolly, tingkah Sapri Pantun sudah berbeda.

"Langsung dibawa malam itu juga tanggal 4 langsung di bawa ke IGD, di situ udah mulai gak jelas kak. Dia sampai ngomong kaya gini pas di igd halu banget aneh gitu kan, kursi roda saya dorong dia ngomong 'Masak aer biar matang, masak aer biar matang bang Sapri udah gak ganteng kan udah gak masak aer', kayak ya beda banget deh," kata Dolly.

Dolly bercerita selama dirawat, Sapri Pantun sempat ingin pulang karena mengkhawatirkan biaya rumah sakit. Sapri Pantun juga kerap kali mengamuk hingga mencopot infus karena ingin pulang.

Saking khawatirnya akan biaya pengobatan, kata Doli, Sapri Pantun sempat berpesan untuk menjual mobil.

"Sapri pun di rumah sakit sampai bilang 'Dol, ada kan uang?' ada saya bilang," ujar Dolly.

Terlebih dokter juga sempat berujar harus segera dilakukan tindakan atas kedua kaki Sapri yang memar dan membiru karena ada penyumbatan.

"Jadi kakinya di sini (menunjuk sebelah kiri) sudah memar, jadi kalau semakin lama enggak penindakan, dia akan busuk dan pahit-pahitnya akan diamputasi," ucap Dolly.