WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan tindakan AS dalam beberapa tahun terakhir telah merusak tatanan dunia yang berbasis aturan,
"Saya tahu bahwa beberapa tindakan kami dalam beberapa tahun terakhir telah merusak tatanan berbasis aturan dan membuat pihak lain mempertanyakan apakah kami masih berkomitmen terhadap hal itu," demikian disampaikan Blinken pada Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang Multilateralisme, Jumat (7/5/2021), seperti dilansir Xinhua.
Dilansir Associated Press, Sabtu (5/8/2021), Blinken meminta dunia menilai pemerintahan Biden dengan tindakannya, mengutip contoh re-engagement global-nya termasuk dalam mengatasi perubahan iklim dan Covid-19.
Amerika Serikat, menurut Blinken, akan berdiri bersama negara mana pun yang menjunjung tinggi komitmennya terhadap tatanan yang kita dirikan bersama, dan yang harus kita pertahankan dan revitalisasi bersama.
“Itu adalah ujian terbesar saat ini. Mari kita capai bersama," katanya.
Selama pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, AS mengumumkan hengkang dari beberapa perjanjian internasional, seperti penarikan diri dari kesepakatan nuklir Iran, sebuah perjanjian penting yang ditandatangani pada 2015 antara Iran dan enam negara besar.
Baca Juga: Komentari Pidato Joe Biden, China Peringatkan Amerika Serikat untuk Tidak Memaksakan Demokrasi
AS memutuskan untuk keluar dari Perjanjian Paris pada Juni 2017 dan secara resmi menarik diri dari kesepakatan perubahan iklim itu pada 4 November 2020, menjadikan Negeri Paman Sam sebagai satu-satunya negara dari hampir 200 negara partisipan yang keluar dari agenda global untuk memerangi perubahan iklim tersebut.
Seperti dilansir Associated Press, dalam Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB tentang Multilateralisme tersebut Blinken juga meminta semua negara untuk memenuhi komitmen mereka di bawah Piagam PBB, perjanjian, resolusi Dewan Keamanan, hukum humaniter internasional, Organisasi Perdagangan Dunia, dan organisasi global lainnya.
Dia menekankan, AS tidak berusaha untuk menegakkan tatanan berbasis aturan untuk menjatuhkan negara lain. Tatanan internasional yang dibantu oleh Amerika Serikat untuk diciptakan dan dipertahankan telah memungkinkan munculnya beberapa pesaing terberat.
Blinken menekankan, hak asasi manusia dan martabat harus tetap menjadi inti dari tatanan internasional.
Merujuk pada kebijakan "America First" mantan Presiden Donald Trump, Blinken mengatakan beberapa tindakan AS selama pemerintahan itu merusak tatanan berbasis aturan dan membuat orang lain mempertanyakan komitmen tersebut.
Baca Juga: Pemerintah China Minta Anggota PBB Tidak Hadir dalam Pembahasan Muslim Uighur Pekan Depan
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menanggapi pernyataan Blinken dengan mengatakan, "Memang, multilateralisme adalah jalan yang pasti bagi semua negara untuk mencapai perdamaian abadi dan pembangunan berkelanjutan, dan ini mengharuskan semua negara, khususnya negara besar, untuk bekerja untuk itu."
“Saya yakin semua negara ingin melihat Amerika Serikat mengubah arah dan memberikan kontribusi nyata untuk mempraktikkan multilateralisme,” katanya.
Wang dan Lavrov dari Rusia sama-sama menekankan pentingnya mempertahankan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pusat multilateralisme, yang tidak dilakukan oleh Blinken.
Wang mengenang deklarasi yang diadopsi September lalu oleh para pemimpin dunia memperingati 75 tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa multilateralisme bukanlah pilihan tetapi suatu kebutuhan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.