Kompas TV regional berita daerah

Nenek 66 Tahun Hobi Mendaki Gunung

Kompas.tv - 8 Mei 2021, 01:36 WIB

PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Lima orang anak yang sedang bermain petasan di ruang kelas Madrasah Diniyah Al Amir, keluaran Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan tiba-tiba meledak, rabu tengah malam. Saat kejadian tak ada warga yang tahu dan hanya ada suara ledakan sangat keras.

 

 

Gedung tersebut rusak parah, kaca pecah, eternit hancur dan beberapa bangku juga rusak. Lokasi kejadian saat ini sudah diberi garis polisi guna kepentingan penyelidikan aparat kepolisian.

 

Seorang anak bernama, Muhammad Zyharul Hikam 15 tahun, putra Ahmad Tafsir, meninggal, akibat kejadian tersebut. Empat lainnya luka parah dan saat ini masih dirawat intensif di RSUD Bendan, Pekalongan.

 

Dari keterangan sejumlah warga, dia saat itu sedang membuat petasan bersama teman-temannya. Petasan yang dibuat sangat besar, sepanjang satu meter dengan diameter sekitar 25 cm dan obat petasan seberat satu kilogram.

 

Aparat kepolisian langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah TKP. Sejumlah barang bukti sudah diamankan dan warga sekitar lokasi juga dimintai keterangan.

 

Korban meninggal sudah di rumah duka dan kamis siang dimakamkan, sedang korban luka masih belum bisa dimintai keterangan. Polisi menghimbau agar warga tidak lagi membuat petasan karena sangat membahayakan.

Kecelakaan melibatkan mobil minibus bernomor polisi G 1647 CD  menabrak sebuah mobil bak  bernomor polisi B 9324 SN. Salah seorang saksi mata, abdul yang saat itu melaju tepat di belakangnya mengatakan bahwa tiba tiba mobil minibus pemudik menabrak bagian belakang mobil bak.

 

Kerasnya benturan mengakibatkan mobil bak berputar hingga berlawanan arah, beruntung tidak menyerang para pengguna motor yang tengah melintas. Peristiwa ini mengakibatkan penumpang minibus yang merupakan pemudik mengalami luka luka serta kedua mobil mengalami kerusakan parah.

 

Pengemudi minibus, Agung Firman Wibowo mengatakan ia hendak mudik dari Jakarta menuju Pemalang, Jawa Tengah dengan membawa enam penumpang. Namun, saat dirinya hendak menyalip tiba tiba menabrak mobil bak yang ada di depannya, diduga firman mengantuk sehingga tidak dapat menghindari kendaraan yang ada di depannya. 

 

Peristiwa kecelakaan ini dalam penanganan Unit Satlantas Polres Brebes. Polisi tengah memintai keterangan sejumlah saksi dan para pengemudi guna mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. Akibat peristiwa kecelakaan ini jalur pantura arah Jakarta menuju semarang yang dipadati kendaraan pemudik  mengalami antrian panjang.

Polres Pekalongan Kota, Polda Jawa Tengah musnahkan ribuan botol minuman keras atau miras berbagai merk dan jenis. Miras-miras ini dimusnahkan dengan cara digilas menggunakan stoomwals di depan Mapolres.

 

Pemusnahan miras ini dimaksudkan untuk mengurangi tindak kriminal yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Apalagi saat ini sudah menjelang perayaan idul fitri. Dimana biasanya ada peningkatan tindak kejahatan.

 

Diharapkan dengan razia rutin terhadap miras dan penyakit masyarakat lainya, angka tindak kejahatan bisa ditekan dan masyarakat bisa menyelesaikan bulan ramadhan serta merayakan idul fitri dengan nyaman.

Pusat perbelanjaan modern di pusat Kota menjadi buruan para warga dalam memenuhi kebutuhan jelang idul fitri. Tidak seperti hari biasanya kali ini hampir seluruh lapak ramai dengan pembeli.

 

Ramainya pusat perbelanjaan menjadikan kekhawatiran bagi Tim Satgas Covid-19 akan adanya penularan yang makin masif.

 

Wali Kota Pekalongan bersama TNI dan Polri turun ke pusat-pusat perbelanjaan modern untuk mengecek penerapan protokol kesehatan di lokasi tersebut.

 

Menurut Wali Kota Afzan Arslan Djunaid, monitoring ini agar pihak pengelola perbelanjaan bertanggungjawab dalam penerapan protokol kesehatan ditengah pandemi. Meski dirasa cukup susah dalam penerapannya ditengah animo masyarakat dalam berbelanja menyambut lebaran. Namun penerapan protokol kesehatan tetap wajib dilakukan demi keselamatan bersama.

 

Wali Kota berharap pemilik pusat perbelanjaan dan warga sadar akan pentingnya protokol kesehatan.

Petugas Satlantas Polres Tegal Kota, Jawa Tengah, menjaring sejumlah travel yang disinyalir mengangkut penumpang mudik lebih awal sebelum diberlakukannya larangan mudik. Travel diberhentikan, pengemudi dan penumpang diperiksa kelengkapan surat, didata, dan diminta untuk menunjukan surat bebas Covid-19.

 

Untuk memastikan kondisi kesehatan pemudik tersebut, petugas Satlantas melibatkan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksan swab antigen terhadap beberapa penumpang. Apabila dari hasil pemeriksaaan terdapat pengendara maupun penumpang yang positif maka travel akan ditahan dan penumpangnya diisolasi.

 

Salah seorang pengemudi travel, riyanto mengatakan, ia membawa tiga belas penumpang dari Jakarta tujuan Wonosobo, Jawa Tengah. Para penumpang umumnya berasal dari pekerja lepas dan asisten rumah tangga. Masing masing penumpang ditarik 300 hingga 400 ribu per orang.

 

Kasatlantas Polres Tegal Kota, AKP Nur Aini Rosyidah mengimbau para penumpang dari Jabodetabek dan sekitarnya untuk melapor ke satgas Covid-19 di kelurahan setempat sebelum berkumpul dengan keluarganya. Upaya tersebut untuk mempermudah screening sehingga penularan Covid-19 dari para pemudik bisa ditekan.

 

Dari hasil rapid test antigen, seluruh penumpang dinyatakan negatif. Petugas hanya mendata pengemudi dan penumpangnya kemudian diperbolehkan melanjutkan perjalanan.

Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan memperbolehkan pelaksanaan shalat ied di wilayahnya dengan sejumlah syarat. Diantaranya ialah pengetatan protokol kesehatan, membatasi jumlah jamaah yaitu 50 persen, serta khutbah ied hanya lima belas menit.

 

Kepala kantor Kemenag Kasiman Mahmud Desky menghimbau kepada takmir masjid meminta saran ke tim gugus tugas terkait pelaksanaan shalat ied. Pihaknya sebelumnya sudah melakukan sosialisasi panduan tatacara beribadah sesuai dengan prokes yang ada, sesuai dengan surat edaran kementerian agama republik indonesia no 4 tahun 2021. Yaitu Tentang pedoman ibadah selamat di bulan ramadhan dan shalat idul fitri.

 

Di Kabupaten Pemalang ada 800 masjid lebih yang terdata dan rencananya akan melaksanakan ibadah shalat idul fitri.

Lazisnu Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang di bulan ramadhan mempunyai program berbagi paket sembako. Di masa pandemi Covid-19 yang bertepatan bulan ramadhan mereka membagikan sembako berisi beras, minyak goreng, mie instan, biskuit dan lainnya.

 

Secara simbolis pemberian paket sembako gratis diberikan kepada kaum dhuafa oleh pengurus Lazisnu dan Kepala Desa. Selain sembako panitia juga memberi bantuan berupa seragam sekolah kepada puluhan murid madrasah.

 

Pembagian sembako di tahun 2021 ini sasarannya ialah imam masjid dan mushala, muadzin, guru ngaji dan kaum duafa. Mereka yang diberi sembako berada di tujuh dusun yang pemberiannya diangkut menggunakan sepeda motor roda tiga.

 

Satu persatu kaum duafa diberi bantuan oleh petugas dari satu rumah ke rumah lainnya. Sementara menurut panitia, ada 350 paket sembako yang dibagikan kepada yang membutuhkan. Tujuannya agar Lazisnu bisa mandiri dengan memberikan bantuan ke masyarakat di masa pandemi Covid-19.

 

Abdul Hakim menambahkan dana yang terkumpul merupakan bantuan dari pengurus, Kotak amal hingg warga dermawan.

Gunung ini merupakan puncak gunung yang ke-14 yang telah didakinya, sejak dirinya kembali mendaki pada tahun 2012 lalu. Nenek yang berumur enam puluh enam tahun ini akhirnya menaklukkan Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan pada tahun 2019. Ia bersama anaknya mendaki Gunung Latimojong yang memakan waktu dari berangkat hingga pulang ke rumah selama satu bulan.

Di puncak gunung, meluapkan kegembiraan, mereka saling berpelukan. Nenek Wahyuni merupakan warga kelurahan sapuro kebulen, Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. Di rumah tampak di raut wajah ibu dari sembilan anak ini, bersemangat menceritakan perjalanannya mendaki 18 gunung.

Nenek ini usai mendaki di gunung lawu bersama kedua anaknya yakni Endang Cahyo Wiroyowati dan anak bungsunya Mohammad Menang Susilo.Nenek Wahyuni kembali aktif kembali mendaki gunung setelah dirasa anak-anaknya bisa mandiri, yakni tahun 2012 lalu.

Sejak kembali mendaki tahun 2012 ini, setidaknya sudah delapan belas gunung telah didaki, bersama anak-anaknya. Menurut nenek wahyuni, untuk mendaki gunung dirinya harus memakan waktu lebih lama dari biasanya karena persoalan umur. Namun tidak jadi masalah karena ingin mendapatkan pengalaman seperti anak-anaknya.

Ia mendaki gunung hanya ingin bersyukur atas ciptaan allah yang indah berupa gunung.

Sementara anaknya, menang susilo mengatakan banyak suka duka mendaki gunung dengan ibunya. Ia hanya ingin ibunya selalu sehat dan ia pun tidak pernah menolak untuk menemani ibunya mendaki gunung.

Nenek Wahyuni mengaku akan terus mendaki gunung sampai akhir hayatnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x