Penyerapan Bulog Menjelang Panen Raya Gabah di Karawang

KARAWANG, KOMPAS.TV –  Tahun ini, Perum Bulog Subdivisi Regional Karawang menargetkan penyerapan beras atau gabah sebanyak 47.000 ton.

General Manager Perum Bulog Subdivisi Regional Karawang Yanto Nurdiyanto menyatakan, pihaknya telah menyerap 9.197 ton gabah setara beras per 5 Mei 2021. Jumlah ini meningkat dibandingkan pertengahan Maret, yakni 750 ton, dilansir Kompas.id, Kamis (6/5/2021).

Yanto memperkirakan penyerapan dalam jumlah lebih besar terjadi pada bulan April-Mei dan Agustus-September. Pada bulan tersebut merupakan puncak masa panen di Karawang. Adapun, stok beras yang tersedia di gudang sebanyak 32.400 ton dari total kapasitas 104.000 ton.

Pembelian gabah oleh Bulog dari petani ini mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020.

Baca Juga: Petani Di Karawang Berharap Harga Gabah Tidak Turun Saat Panen Raya

Harga pembelian gabah kering panen (GKP) dengan kadar air paling tinggi 25 persen sebesar Rp4.200 per kg di tingkat petani. Untuk harga pembelian gabah kering giling (GKG) dalam negeri dengan kadar air paling tinggi 14 persen dan kadar kotoran paling tinggi 3 persen sebesar Rp5.250 per kilogram (kg) di penggilingan, atau Rp5.300 per kg di gudang Bulog.

Kemudian, harga beras dengan kadar air paling tinggi 14 persen, butir patah paling tinggi 20 persen, kadar menir paling tinggi 2 persen, dan derajat sosoh paling sedikit 95 persen sebesar Rp8.300 per kg sesuai peraturan tersebut.

Selain itu, Yanto mengatakan, kekuatan beras yang disimpan sangat tergantung dari kualitas beras yang masuk ke gudang. Jika kadar air di bawah 14 persen, beras akan lebih tahan simpan.

”Produk masuk ke Bulog sudah harus sesuai standar karena langsung disimpan,” kata Yanto.

Baca Juga: Bulog Malang Pastikan Stok Beras Aman Hingga Lebaran