TEGAL, KOMPAS.TV - Bajaj yang dikemudikan Sucipto ini melaju kencang di jalanan pantura, Kota Tegal, dari arah Jakarta menuju kampung halamannya. Warga asal Desa Kesadikan, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, ini melakukan perjalanan mudik bersama ibu dan keponakannya.
Meski dengan rasa was was, Sucipto memberanikan diri pulang kampung, di tengah imbauan larangan mudik dari pemerintah. Agar bisa lolos ia pun pulang lebih awal, tiga hari menjelang ketetapan larangan mudik pada enam hingga tujuh belas mei mendatang.
Sucipto bersyukur bisa sampai di rumahnya dengan selamat dan bertemu dengan saudaranya di kampung. Ia dan keluarganya mudik dengan bajaj karena menurutnya lebih irit,dibanding mudik dengan travel yang ongkosnya mencapai enam ratus ribu rupiah per orang.
Bajaj yang digunakan untuk mudik merupakan bajaj yang bisa digunakan untuk mencari nafkah. Ia pun rela menyewa tujuh puluh ribu rupiah sehari, meski lebih mahal dari setoran harian saat di Jakarta. Harapan saat tiba di kampung, bajaj tersebut bisa dioperasikan untuk mengangkut penumpang yang akan bersilaturahmi.
Sucipto berangkat dari Jakarta hingga tiba di rumah kampung halamannya menempuh waktu selama kurang lebih dua belas jam. Agar lebih mudah mendapatkan bahan bakar, ia pun terpaksa memodifikasi bajaj berbahan bakar gas menjadi bahan bakar minyak.
Untuk menempuh perjalanan jauh ia menambahkan jerigen berkapasitas lima belas liter. Dari Jakarta hingga Tegal hanya perlu mengisi dua kali bbm. Kini Sucipto yang masih lajang telah berkumpul kembali dengan keluarga besarnya di Tegal, Jawa Tengah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.