YANGON, KOMPAS.TV - Ribuan pengunjuk rasa antikudeta di Myanmar kembali menggelar aksi pada Minggu (02/05/2021). Mereka menyerukan "revolusi musim semi", seperti dilansir France24, Minggu.
Myanmar saat ini sudah memasuki bulan keempat di bawah rezim junta militer menyusul kudeta pada 1 Februari yang menjatuhkan pemerintahan sipil yang sah.
Kota-kota, daerah pedesaan, daerah pegunungan terpencil, bahkan wilayah perbatasan yang dikuasai pemberontak Myanmar gempar sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari.
Junta militer menekan perbedaan pendapat melalui tindakan keras dan brutal di seluruh negeri, dengan penangkapan massal dan meningkatnya jumlah korban tewas.
Demonstrasi dimulai dini hari di pusat komersial Yangon, Minggu (02/05/2021), saat para aktivis menyerukan unjuk kekuatan dan "revolusi musim semi".
Pemuda berkumpul di sudut jalan sebelum berbaris dengan cepat di jalan menggunakan taktik flash mob - di mana mereka membubarkan diri segera setelah flash mob mereka untuk menghindari bentrokan dengan pihak berwenang.
"Jalan kita adalah mendapatkan demokrasi!" teriak mereka, sambil melambaikan salam tiga jari.
"Untuk menjatuhkan kediktatoran militer adalah jalan kita!" imbuh mereka.
Baca Juga: Dua Pangkalan Udara Myanmar Diserang Roket, Diduga Serangan Balasan Pemberontak
Wilayah Mandalay Tengah terjadi unjuk rasa dimana ratusan orang turun ke jalan yang dipimpin oleh para biksu berjubah warna kunyit, membawa bendera Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.