JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro diangkat sebagai Komisaris Utama PT Bukalapak, serta Yenny Wahid yang juga diangkat menjadi komisaris.
Keputusan itu diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Jumat (30/4/2021) kemarin.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan dengan hadirnya Bambang Brodjonegoro dan Yenny Wahid sebagai komisaris diharapkan memberikan dampak yang lebih besar pada adopsi teknologi di UMKM.
Baca Juga: Dianggap Melawan Hukum, Bukalapak Digugat Rp 90 M dan 75% Sahamnya Diminta Disita
“Bambang Brodjonegoro dan Yenny Wahid diharapkan akan memberikan dampak yang lebih besar pada adopsi teknologi di UMKM serta inovasi yang mengarah pada transformasi digital dan penguatan UMKM,” kata Rachmat, seperti dikutip dari Kompas.com.
Rachmat menjelaskan kinerja Bukalapak sepanjang tahun 2020 mencatat peningkatan 4 juta Pelapak dan Mitra Bukalapak.
Sehingga kini Bukalapak memiliki lebih dari 6.5 juta pelapak, 7 juta mitra bukalapak dan 100 juta pengguna yang 70 persen didominasi oleh pengguna di luar kota besar.
“Hal ini menunjukan peran digitalisasi Bukalapak tidak hanya berpusat di kota - kota besar tetapi juga menjangkau seluruh daerah yang memiliki tantangan akses dan infrastruktur. Bukalapak terus melakukan pengembangan fitur dan layanan baik pada platform marketplace ataupun O2O (online to offline), untuk menjawab kebutuhan di tengah masyarakat terlebih di situasi pandemi sekarang,” jelasnya.
Sementara itu, Yenny Wahid menilai Bukalapak telah menciptakan wadah pasar strategis bagi UMKM untuk berkembang seiring dengan kemajuan digital.
“Dengan bergabung bersama Bukalapak, diharapkan dapat membentuk sinergis yang melahirkan lebih banyak peluang usaha untuk membantu UMKM dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Yenny.
Baca Juga: Ketua Umum PBNU jadi Komisaris Utama KAI, Kementerian BUMN: Said Aqil Berpengalaman di Dunia Bisnis
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.