JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengalokasikan Rp 191,13 triliun khusus untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2021.
Alokasi anggaran untuk UMKM diberikan melalui enam stimulus, di antaranya Subsidi Bunga UMKM, Bantuan Produktif Usaha Mikro, Subsidi Imbal Jasa Penjaminan (IJP), Penempatan Dana pada Bank Umum, Insentif Pajak, dan Restrukturisasi Kredit.
Untuk diketahui, UMKM berkontribusi 61,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97 persen dari total angkatan kerja (116,9 juta tenaga kerja).
Namun hingga kini, pelaku UMKM masih menghadapi situasi yang cukup menantang selama masa pandemi.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional Arsjad Rasjid turut menyampaikan simpatinya akan kondisi yang dialami para pelaku UMKM di Tanah Air.
“Saya melihat Kadin bisa memainkan peranan yang aktif dan signifikan dalam menyikapi tantangan berat yang dihadapi oleh saudara-saudara kita ini. Beberapa langkah akselerasi yang bisa dilakukan Kadin di antaranya adalah peningkatan kompetensi UMKM, sehingga mereka bisa mempertahankan daya saingnya,” ujar Arsjad yang juga merupakan calon kuat Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026.
Usaha berbasis data dan ekonomi digital
Guna mencapai program peningkatan kompetensi yang dimaksud, sambung Arsjad, bisa direalisasikan dengan mendirikan Innovation Hub atau Warung Inovasi untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda.
“Tidak hanya itu, kita juga harus mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas pengusaha melalui program vocational training,” katanya.
Di lain sisi, peran kunci teknologi digital dalam eksistensi bisnis UMKM perlu diakselerasi lewat ekosistem usaha berbasis data dan ekonomi digital.
Pasalnya, perkembangan teknologi digital telah mengubah cara pelaku UMKM berusaha dan berinteraksi dengan konsumen, sehingga dibutuhkan adaptasi cepat agar menjadi tetap relevan.
“Lebih luas dari itu, saya juga melihat bagaimana Kadin bisa memainkan peranan dalam menggalakan transformasi Society 5.0, demi mendukung percepatan Industri Digital 4.0. Di Society 5.0, manusia memegang peranan yang lebih sentral, dan teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga memecahkan masalah-masalah sosial,” jelas Arsjad.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.