WASHINGTON, KOMPAS.TV - Lebih dari 5 juta warga Amerika, atau hampir 8 persen dari mereka yang telah menerima suntikan pertama vaksin COVID-19, melewatkan dosis kedua yang dijadwalkan, seperti dilaporkan media Amerika Serikat (AS).
Jumlah warga yang melewatkan dosis kedua yang penting itu telah meningkat dari sekitar 3,4 persen pada Maret, lebih dari dua kali lipat persentase di kalangan orang-orang yang diinokulasi dalam beberapa pekan pertama kampanye vaksinasi nasional, papar CNN mengutip data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) AS.
Inokulasi vaksin Pfizer dan Moderna mewajibkan orang-orang untuk datang kembali dan menerima suntikan kedua pada tiga atau empat pekan setelah dosis pertama diterima agar dapat sepenuhnya efektif, kata otoritas kesehatan.
Baca Juga: Amerika Serikat akan Bagikan 60 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca ke Negara Lain
Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka AS, mengatakan kepada CNN pada Minggu (25/4) bahwa dia "tidak terkejut" mengenai hal itu. Menurutnya, hal seperti itu sering terjadi dengan vaksin multidosis.
"Sudah pasti bahwa setiap kali ada vaksin dua dosis, Anda akan melihat ada orang-orang yang karena satu atau dua alasan, entah itu karena masalah waktu yang kurang tepat, lupa, atau hal-hal lainnya, tidak datang untuk menerima vaksin kedua," ujar Fauci.
Para pakar mengaitkan lambannya permintaan vaksin dengan sejumlah faktor seperti keraguan terhadap vaksin, tetapi menambahkan bahwa masih diperlukan analisis lebih lanjut, papar laporan itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.