TOKYO, KOMPAS.TV - Jelang pembukaan Olimpiade Tokyo, Komite Olimpiade Jepang (JOC) membutuhkan sekitar 500 tenaga kesehatan (nakes).
"Para nakes ini akan bertugas selama Olimpiade dan Paralimpik Tokyo," kata Presiden JOC Toshiro Muto dalam keterangan terkininya.
Namun, perekrutan 500 nakes ini terancam menghadapi hambatan lantaran kini Jepang masih memerangi lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: Yang Pertama, Polisi Jepang Positif Covid-19 setelah Bertugas di Pawai Obor Olimpiade Tokyo
Melansir dari Kompas.com, tingginya kasus Covid-19 di Tokyo memaksa pemerintah setempat memberlakukan kembali kebijakan pengendalian pandemi sejak Senin, (12/4/2021).
Sedangkan di Osaka, pertumbuhan kasus Covid-19 tercatat hingga saat ini mencapai angka 1.000 kasus.
"Ini peningkatan jumlah yang tinggi kali pertama di Osaka," kata pernyataan pemerintah Kota Osaka.
Baca Juga: Pandemi Hambat Kualifikasi Olimpiade Tokyo pada Cabor Renang Artistik
Sebenarnya, Jepang telah melaksanakan vaksinasi terhadap para nakes pada Februari lalu, meski sedikit terhambat karena terjadi kendala dalam distribusi pasokan vaksin dari Pfizer.
Hingga saat kurang dari 100 hari menuju pembukaan Olimpiade Tokyo, pada 23 Juli 2021, Jepang masih mencatatkan angka kematian tinggi akibat Covid-19.
Baca Juga: Presiden Komite Penyelenggara Tokyo 2020 Sebut Olimpiade Tidak Akan Dibatalkan
"Angka kematian mencapai 10.000 orang," kata pernyataan terkini Kementerian Kesehatan Jepang, Rabu (14/4/2021).
Kemudian, PM Yoshihide Suga pun mendeklarasikan kembali kondisi negara darurat Covid-19 hingga 11 Mei 2021 untuk Tokyo, Minggu (25/4/2021).
Kebijakan sama berlaku juga untuk tiga prefektur di barat Jepang yakni Osaka, Kyoto, dan Hyogo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.