ANKARA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengutuk keras pengakuan Amerika Serikat (AS) terhadap genosida Armenia.
Presiden AS, Joe Biden, pada Sabtu (24/4/2021), menegaskan insiden pembunuhan massal terhadap masyarakat Armenia pada 1915 hingga 1917 saat Perang Dunia I merupakan genosida.
Tetapi hal itu ditentang Turki. Kalin pun meminta AS untuk berkaca pada sejarahnya sendiri.
Baca Juga: Bantah Genosida Armenia, Erdogan Tetap Beri Ucapan Duka Cita kepada Komunitas Armenia
“Kami dengan tegas mengutuk dan menolak ucapan Presiden AS yang hanya mengulangi tuduhan yang satu-satunya agenda mereka adalah permusuhan terhadap negara kami,” cuitnya di Twitter seperti dikutip dari National Post.
“Kami menyarankan Presiden AS untuk melihat sejarah negara dahulu kala dan saat ini,” tambahnya.
Tampaknya Kalin merujuk pada penghancuran terhadap suku Indian, yang merupakan penduduk asli Amerika serta berbagai kekerasan dan pembunuhan yang kerap terjadi di AS.
Baca Juga: Biden Hubungi Erdogan Sebelum Resmi Akui Genosida Armenia oleh Kesultanan Ottoman
Kalin pun mengatakan bahwa tuduhan genosida kurang memiliki dasar hukum, atau bukti ilmiah seperti yang dipersyaratkan oleh hukum internasional.
“Ketika Presiden kami Recep Tayyip Erdogan menyerukan pembentukan komisi sejarah bersama untuk menyelidiki peristiwa 1915, ia ingin menyelamatkan sejarah dari bayang-bayang politik dan lingkatan jahat,” tuturnya.
“Presiden AS malah mengabaikan fakta itu dan mengambil sikap yang tidak adil,” lanjut Kalin.
Ia pun memperingatkan pernyataan Biden didasarkan pada tuduhan tak berdasar yang mengancam akan merusak upaya normalisasi antara Turki dan Armenia.
Baca Juga: Joe Biden Resmi Nyatakan Akui Genosida Armenia oleh Kesultanan Ottoman, Turki Menolak Keras
Dikutip Anadolu Agency, posisi Turki pada peristiwa 1915 adalah bahwa kematian orang-orang Armenia di Anatolia Timur terjadi ketika beberapa pihak memutuskan memberontak melawan pasukan Kesultanan Ottoman dan berpihak pada invasi Rusia.
Relokasi orang Armenia berikutnya yang kemudian mengakibatkan banyak korban tewas.
Turki keberatan dengan sebutan genosida, dan menggambarkannya sebagai tragedi di mana timbul korban dari kedua belah pihak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.