WELLINGTON, KOMPAS.TV - Selandia Baru akan meluncurkan satelit yang mengamati dan mengumpulkan data jumlah metana yang diakibatkan sendawa dan ketut sapi.
Satelit itu juga akan mengamati jumlah emisi yang diakibatkan kebocoran pipa minyak dan gas.
Seperti diketahui, sektor pertanian dan peternakan menjadi salah satu penghasil gas rumah kaca di negara tersebut yang berkontribusi terhadap krisis perubahan iklim.
Baca Juga: Demi Kenangan dan Penghormatan, Pria Ini Isi Bola Boling dengan Abu Jenazah Ayahnya
Metana diproduksi dari sekitar 6,3 juta populasi sapi, dan menjadi salah satu masalah yang kritis.
Seperti dikutip Daily Star, metana menyumbang 43 persen dari total emis gas rumah kaca di Selandia Baru.
Sebagian besar dihasilkan dari perternakan sapi yang disebabkan oleh sistem pencernaan sapi yang berangin.
Baca Juga: Min Aung Hlaing, Pemimpin Junta Militer Myanmar, Tiba di Jakarta
Hal itulah yang membuat Selandia Baru berencana meluncurkan MethaneST, satelit yang akan memperhatikan masalah tersebut.
Pemerintah Selandia Baru mengklaim satelit tersebut akan melihat masalah itu dari luar angkasa untuk melacak kentut sapi dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Polisi Thailand Pangkatnya Diturunkan Setelah Sang Istri Pamer Naik Helikopter Kepolisian di TikTok
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.