PARIS, KOMPAS.TV – Seorang personil polisi perempuan ditikam hingga tewas di dalam kantor polisi di dekat kastil Rambouillet yang bersejarah di luar kota Paris, Prancis pada Jumat (23/4/2021). Polisi segera menembak mati pelaku di lokasi kejadian.
Jaksa penuntut segera membuka penyelidikan atas kasus terorisme ini. Jaksa penuntut anti terorisme Jean-Francois Ricard menyatakan, pihaknya mengambil alih penyelidikan tersebut karena sejumlah hal, yakni pelaku telah mengintai kantor polisi tersebut, pernyataan pelaku selama penyerangan dan karena pelaku menyasar petugas polisi.
Baca Juga: Kebohongan Murid Jadi Penyebab Kasus Guru di Prancis yang Dipenggal Tahun Lalu karena Karikatur Nabi
Tidak disebutkan identitas atau motif pelaku penikaman. Media Prancis mengidentifikasi pelaku sebagai warga Prancis kelahiran Tunisia berusia 37 tahun yang sebelumnya tidak memiliki catatan kriminal maupun radikalisme.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex berjanji dan bertekad untuk memerangi segala bentuk aksi terorisme. Dalam beberapa tahun belakangan, sejumlah ekstremis Islam dan lainnya telah melakukan serangan teror di Prancis, termasuk yang menargetkan polisi.
Baca Juga: Pemenggalan dan Penusukan di Nice, Prancis Tingkatkan Status Ancaman Keamanan ke Level Tertinggi
Melansir The Associated Press, Jumat (23/4/2021), personil polisi yang tewas terbunuh tersebut merupakan seorang pegawai administrasi berusia 49 tahun yang bekerja bagi badan polisi nasional.
“Polisi adalah simbol republik. Mereka adalah Prancis,” kata Valerie Pecresse, presiden kawasan Paris pada para wartawan di lokasi kejadian. “Wajah Prancis menjadi target serangan.”
Baca Juga: Mengejutkan, Pemenggalan Guru Sejarah di Paris Ternyata Libatkan 2 Siswa SMP
Serangan ini terjadi di barat-daya Paris, tepat di dalam kantor polisi di kawasan pemukiman yang tenang di kota Rambouillet, sekitar 750 meter dari sebuah kompleks kerajaan yang terkadang digunakan untuk acara negosiasi perdamaian internasional. Polisi segera mengamankan lokasi kejadian.
Serangan itu terjadi saat pemerintah Presiden Emmanuel Macron tengah memperkuat kebijakan keamanan di tengah kekhawatiran publik tentang keluhan polisi bahwa mereka menghadapi bahaya yang semakin meningkat. Keamanan merupakan isu besar di tengah sejumlah acara penting Prancis. Pada Juni mendatang, Prancis akan menggelar pemilihan regional dan tahun depan, jika Macron hendak kembali mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, ia akan menghadapi penantang utamanya, Marine Le Pen dalam bursa pemilihan presiden.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.