JAKARTA, KOMPAS.TV – India mencatat rekor baru dalam pandemi dengan melaporkan 314.835 kasus Covid-19 dalam sehari pada Kamis (22/4/2021).
Laporan tersebut menandai jumlah kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia sejak pandemi dimulai pada tahun lalu.
Guru Besar FK Universitas Indonesia (UI) sekaligus mantan Direktur WHO (World of Health Organization) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan gelombang kedua Covid-19 yang terjadi India disebabkan oleh multi faktor.
“Saya masih berkomunikasi dengan teman-teman yang d India, yang jelas itu disebabkan bukan karena satu faktor, dan itu multi faktor. Setidaknya ada lima faktor kenapa naiknya sangat cepat pada saat ini,” kata Tjandra kepada KOMPAS TV, Kamis (22/4/2021) malam.
Baca juga: India Catat Rekor: 314.835 Kasus Baru Positif Covid-19 dalam Satu Hari
Pertama, Tjandra menjelaskan penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) di India turun.
“Sama seperti yang disampaikan menteri, 3M-nya turun. Dan itu bukan asumsi saja karena teman saya (yang di India) jalan sudah penuh, jadi orang lebih banyak di jalan raya, tidak pakai masker, berkerumun, dan lain sebagainya,” kata Tjandra.
Kedua, dalam beberapa bulan terakhir ada acara-acara besar termasuk acara pilkada dan keagamaan yang menimbulkan kerumunan yang sangat besar pula.
Salah satu yang paling besar adalah acara ritual Kumb Mela, di mana jutaan umat Hindu mandi di Sungai Gangga, tanpa menerapkan protokol kesehatan.
Di sana, ribuan orang mendatangi ritual tersebut. Akibatnya, sembilan pemuka agama dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 di kota Haridwar, Uttarakhand.
Ketiga, jumlah tes di India menurun. Menurut Tjandra itu dilihat berdasarkan pada data tes yang dilakukan di India sejak Oktober 2020.
“Kalau tes menurun, untuk menemukan jumlah orang yang sakit juga menurun. Tidak bisa ditemukan dan itu bisa menular ke mana-mana,” jelas Tjandra.
Keempat, adanya mutasi varian dari Covid-19. Tjandra menyebut semua varian Covid-19 sudah masuk ke India. Mulai dari B.1.1.7 asal Inggris, B.1.351 asal Afrika Selatan, Varian P1 asal Brazil, ditambah mutasi varian Covid-19 dari India sendiri, yaitu B.1.617.
“Ada dua bentuk mutasi B.1.617 di situ. Yang satu diduga dibuat makin mudah menular. Yang kedua diperkiraan bisa menghindar” ujar Tjandra.
Baca juga: Wabah Covid-19 di India Kian Parah, Rumah Sakit di New Delhi Kekurangan Oksigen
Kelima, menurut Tjandra, adanya asumsi masyarakat India bahwa vaksinasi memberi kekebalan dari virus Covid-19 sehingga protokol kesehatan masyarakat di India menurun.
“Karena hari ini lebih dari 130 juta orang yang sudah divaksin, ini asumsi ya, mungkin yang sudah divaksin berasumsi dirinya sudah cukup kebal,” kata Tjandra.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.