JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa merespons serius kasus prajurit TNI AD yang membelot ke Organisasi Papua Merdeka (OPM), yakni Pratu Lucky Matuan alias Pratu Lukius.
Menurut dia, peran komandan baik di tingkat pleton hingga batalyon menjadi penting dalam mengantisipasi dan mencegah kasus prajurit TNI membelot.
Andika megaku selalu mengingatkan para komandan satuan sampai ke tingkat bawah untuk membina prajurit dengan baik.
Baca Juga: KSAD Ungkap Senjata yang Dibawa Kabur Pratu Lukuis saat Belot ke KKB: 2 Magasin Isi 70 Butir
"Inilah yang kami lakukan. Jadi tidak hanya melihat individu yang melakukan tindak pidana tetapi bagaimana leadership atau kepemimpinan di atas atasnya," kata Andika saat konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta pada Selasa (20/4/2021), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
"Kalau bagi seorang prajurit satu, gimana komandan peletonnya yang pangkatnya letnan itu, gimana komandan kompinya, apa yang sudah dilakukan sampai dengan komandan batalyon," sambungnya.
Ia pun menegaskan bahwa kasus-kasus serupa akan memiliki konsekuensi bukan hanya terhadap yang bersangkutan, melainkan juga kepada rantai komando di atasnya.
"Jadi ini memiliki konsekuensi bukan hanya kepada yang bersangkutan tetapi juga terhadap rantai komando di atasnya," tegas Andika.
Dia juga mengatakan, pihaknya akan serius dalam menangani hal tersebut sehingga para komandan menjadi lebih teliti dan punya kepedulian kepada para bawahannya.
"Sehingga mereka bisa lebih teliti lagi, jadi tidak hanya ketemu begitu saja tapi mereka punya kepedulian. Bagaimana memastikan anggota kondisi baik-baik saja atau tidak, atau ada yang sedang down, itu kan selalu terjadi," kata Andika.
Baca Juga: Pratu Lukius Anggota TNI yang Membelot ke KKB Terus Dikejar, Namanya Sudah Masuk DPO
Banyak Anggota TNI Tinggalkan Dinas
Andika mengungkapkan, kasus serupa bukan hanya terjadi kali ini walaupun kasusnya tidak sama persis.
Namun ia menegaskan prajurit yang lari atau meninggalkan dinas dan tidak kembali cukup sering.
Ia menjelaskan, motivasi mereka pun bermacam-macam. Mulai dari masalah utang piutang hingga masalah susila.
Tidak hanya itu, para pelaku tersebut juga berasal dari etnis dan daerah yang berbeda-beda.
Untuk itu ia menegaskan kasus tersebut tidak ada kaitannya dengan prajurit TNI AD asal daerah tertentu.
"Jadi kami tidak akan langsung mengambil kesimpulan bahwa ini ada hubungannya dengan putra daerah, sama sekali tidak. Tapi itu selalu kita ingatkan, yang jelas tidak ada yang tidak kami proses secara hukum. Mereka yang melakukan tindak pidana yang harus mempertanggungjawabkan," jelas Andika.
Baca Juga: Pratu Lukius Membelot ke KBB Papua, DPR Khawatir Informasi Penting TNI Bocor
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.