BELGRADE, KOMPAS.TV – Hamid Ahmadi masih bisa merasakan bekunya malam musim dingin di bulan Februari empat tahun lalu saat polisi Serbia membuang dirinya bersama sekitar dua lusin pengungsi di sebuah hutan.
Saat itu, berdesakan dalam mobil van polisi, para pengungsi asal Afghanistan mengira mereka tengah dibawa menuju sebuah kamp pencari suaka di timur Serbia. Tapi, alih-alih diturunkan di kamp, mereka malah diturunkan di pinggir hutan di area perbatasan Serbia dengan Bulgaria. Di suhu teramat dingin di bawah titik beku malam itu, Ahmadi dan sesama pengungsi lain tak punya pilihan lain selain melangkahkan kaki menembus hutan menuju Bulgaria, negara yang sehari sebelumnya baru mereka tinggalkan dalam perjalanan mencari suaka menuju Eropa Barat.
Ditinggalkan di Pinggir Hutan
“Saya tak akan pernah melupakan malam itu sepanjang hidup saya,” kenang Ahmadi, yang ketika itu masih berusia 17 tahun dan kini tinggal di Jerman. “Bahkan setelah melewati masa kehidupan yang baik dan stabil, saya tak bisa melupakan masa-masa sulit penuh perjuangan itu.”
Semua bermula pada 2 Februari 2017. Saat itu, 25 imigran, termasuk 9 anak-anak, tertangkap polisi di perbatasan Serbia-Bulgaria. Selama berjam-jam, mereka dikurung dalam sebuah ruangan bawah tanah, lalu digiring menghadap seorang hakim untuk menghadapi dakwaan menyeberang perbatasan secara ilegal. Sang hakim memutuskan bahwa kelompok Ahmadi harus diperlakukan sebagai pengungsi dan dibawa ke pusat suaka.
Baca Juga: Imigran Hadapi Risiko Mematikan Musim Dingin, Uni Eropa Desak Bosnia Segera Ambil Tindakan
Ahmadi masih ingat betul saat sang hakim bertanya apakah mereka ingin tinggal di Serbia. Ahmadi menjawab bahwa dirinya senang mereka akhirnya bisa menemukan tempat berlindung setelah berjalan kaki melintasi Turki dan Bulgaria.
Berjam-jam kemudian, dalam mobil van polisi yang seharusnya membawa mereka ke kamp, Ahmadi menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Saat polisi meninggalkan mereka di hutan, “Saya merasa hancur,” kenangnya seperti dikutip dari The Associated Press, Minggu (18/4/2021). “Saya teringat keluarga saya di Afghanistan.”
Di tengah kegelapan hutan dan suhu yang teramat dingin, para pengungsi pun terpaksa berjalan kaki menuju Bulgaria. Saat berada di tangan polisi perbatasan Bulgaria, mereka berhasil menelepon seorang penerjemah di Serbia, yang segera mengontak para aktivis HAM pengungsi baik di Serbia maupun Bulgaria.
Gugatan Berbuah Kemenangan
Para pengungsi tinggal di sejumlah kamp di Bulgaria selama beberapa hari sebelum kembali ke Serbia lagi untuk menuju Eropa Barat. Para pengacara HAM kemudian mengumpulkan berkas yang tertinggal di pengadilan Serbia dan otoritas Bulgaria untuk merumuskan gugatan ke pengadilan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.