JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanual Melkiades Laka Lena menyebut bahwa tidak ada muatan politik atas dukungan sejumlah legislator terhadap vaksin Nusantara.
Dia lantas menuding bahwa Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM) justru yang bermain politik.
Menurut Emanual, BPOM saat ini sudah meluncurkan aksi politik dan meminta dukungan pada sejumlah pihak terkait hal tersebut.
Baca Juga: Anggota DPR Tuding Kepala BPOM Dramatisasi Hasil Kajian Vaksin Nusantara
"Jadi sekarang BPOM sudah main-main politik juga. Jadi mereka yang bilang kita main politik, mereka main-main politik. DPR itu lembaga politik kita punya keputusan politik," katanya.
Selain itu, menurutnya, BPOM juga dianggap telah mengingkari kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Di mana setelah adanya perbaikan dari peneliti Vaksin Nusantara, maka izin akan diberikan seminggu kemudian.
Melki pun menganggap penolakan uji klinis fase kedua oleh BPOM aneh karena para peneliti Vaksin Nusantara sudah melakukan perbaikan.
"Itu seminggu kemudian dengan perbaikan yang dilakukan untuk memenuhi kaidah rekomendasikan BPOM, mestinya sudah bisa diberikan izin uji klinis tahap 2 terhadap vaksin Nusantara," katanya.
Sebelumnya, sejumlah tokoh politik, seperti Aburizal Bakrie dan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi relawan vaksin Nusantara.
Terbaru, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mendukung pengembangan Vaksin Nusantara dan siap menjadi relawan untuk disuntik vaksin yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama tim tersebut.
"Sejumlah pihak memang masih meragukan Vaksin Nusantara. Tapi saya justru mendukung Vaksin Nusantara yang dikembangkan dr Terawan ini,” kata Dedi.
Baca Juga: Polemik Uji Klinis Vaksin Nusantara, Melki Laka Nilai BPOM Berpolitik
Alasan BPOM
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.