JAKARTA, KOMPAS.TV - PB IDI Prof. Zubairi Djoerban mengatakan, vaksin buatan manapun tidak masalah selama terbukti aman dan efektif.
Pernyataan ini berkaitan dengan polemik vaksin Nusantara yang terus berkembang dan dikatakan vaksin ini adalah buatan dalam negeri tetapi sebenarnya dikembangkan di Amerika Serikat.
“Menurut saya tidak terlalu penting, apakah di Amerika atau di Indonesia, atau dua-duanya. Buatan manapun buat saya sih oke selama terbukti aman dan efektif,” kata Zubairi kepada Kompas TV, Jum’at (16/4/2021).
Namun, Zubairi menjelaskan, terkait vaksin Nusantara, AS baru akan memulai uji klinis vaksin tahap pertama dan kedua pada Juni 2021.
Sedangkan primary completion date untuk uji klinis fase kedua akan benar-benar selesai pada Juni 2022. Artinya jika berpacu pada Amerika, perjalanan vaksin Nusantara masih panjang.
Sebelumnya, pemerintah melalui Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah akan mendukung pengembangan vaksin Nusantara jika telah memenuhi kriteria dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Satgas Covid-19 : Pada Prinsipnya Semua Vaksin Harus Dapat Izin BPOM
Ada tiga poin penting kriteria yang harus dipenuhi, yakni keamanan, efikasi dan kelayakan vaksin.
"Pada prinsipnya semua vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat harus mendapatkan izin dari BPOM utamanya dari aspek keamanan, efikasi dan kelayakan," kata Wiku, mengutip dari Kompas.com (15/4/2021).
Sementara itu, Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi atau Indonesia Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, polemik vaksin Nusantara ini harus segera dihentikan agar tidak semakin berkembang.
Menurut Sri, kuncinya adalah komunikasi antara peneliti dan lembaga-lembaga regulator seperti Badan POM.
Baca juga: ITAGI: Polemik Vaksin Nusantara Harus Dihentikan, Kuncinya Komunikasi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.