MALANG, KOMPAS.TV- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 2.848 rumah dan 179 fasilitas umum di Malang, Jawa Timur, rusak akibat gempa bermagnitudo 6,1.
BMKG menyebut buruknya struktur bangunan menjadi penyebab banyaknya rumah dan bangunan yang rusak saat Gempa.
“Dari hasil survey dan evaluasi di lapangan banyak ditemukan struktur bangunan yang tidak memenuhi persyaratan tahan gempa. Mayoritas bangunan tidak menggunakan struktur kolom pada bagian sudutnya,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Malang, Rabu (14/4/2021).
Tak hanya itu, Dwikorita Karnawati menuturkan kerusakan rumah dan bangunan juga disebabkan oleh kondisi bantuan atau tanah setempat.
Baca Juga: Alami Rusak Berat Akibat Gempa, Warga Lumajang Bangun Tenda Darurat untuk Salat Tarawih
“Kerusakan banyak terjadi pada endapan alluvium dan endapan lahar gunung api,” ujarnya.
Selain itu, sambung Dwikorita Karnawati, kerusakan rumah dan bangunan diakibatkan kondisi topografi yang berupa lereng lembah tersusun oleh tanah atau batuan dengan klasifikasi kerapatan tanah (densitas) sedang. Dan terakhir, adalah jarak terhadap pusat gempa.
“Ini temuan hasil survey Makroseismik dan Mikroseismik BMKG di Malang, Blitar, dan Lumajang. Salah satu titiknya yaitu di Desa Sumber Tangkil dan Desa Jogomulyan Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang yang merupakan wilayah terparah terdampak gempa,” ujarnya.
Baca Juga: Khawatir Rumah Roboh jika Terjadi Gempa Malang Susulan, Sejumlah Warga Pilih Tidur di Teras
Ke depan, Dwikorita menyarankan rumah atau bangunan perlu dipersiapkan dan direncanakan agar kuat dan tahan gempa.
Sebab pada dasarnya, kata Dwikorita, gempa tidaklah membunuh atau melukai, yang justru melukai adalah bangunan.
"Potensi bahaya gempa bumi di Indonesia sangat besar, jadi harus diantisipasi dengan menerapkan building code dengan ketat dalam membangun struktur bangunan. Bangunan tahan gempa bumi wajib diberlakukan di daerah rawan gempa," tegasnya.
Seperti diketahui, Gempa Bumi bermagnitudo 6,1 mengguncang Malang, Jawa Timur dan sekitarnya pada Sabtu (10 April 2021) lalu. Musibah tersebut berdampak pada 15 kabupaten/kota di Jawa Timur, mulai dari Probolinggo hingga Ponorogo yang menyebabkan ribuan rumah dan ratusan fasilitas umum rusak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.