SEMARANG, KOMPAS.TV - Larangan mudik lebaran yang diberlakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menekan angka penyebaran Covid 19, dampaknya akan dirasakan oleh perusahaan angkutan umum. Selain terancam pendapatannya akan menurun, pihak perusahaan angkutan juga terpaksa akan merumahkan puluhan karyawan sebagai dampak pengoperasian angkutan mereka.
Selama dua kali lebaran, pemerintah mengeluarkan larangan masyarakat untuk mudik. Pemerintah juga melarang angkutan umum untuk beroperasi melayani masyarakat yang akan pulang kampung. Kebijakan ini tentu akan berdampak pada moda angakutan lebaran, termasuk diantaranya armada bus.
Salah satu perusahaan otobus di Kota Semarang mengatakan, dampak dari kebijakan pemerintah tersebut akan mengakibatkan berkurangnya armada bus yang beroperasi, sehingga dampaknya akan mengurangi pendapatan. Pihak otobus juga telah ancang-ancang untuk merumahkan sebagian karyawannya sebagai dampak dari kebijakan pemerintah tersebut.
Sementara itu, kebijakan larangan mudik ditanggapi salah satu penumpang bus. Menurutnya, pembatasan operasional angkutan umum saat mudik lebaran akan menyulitkan mereka yang akan bersilaturahmi dengan keluarga saat lebaran nanti.
Pemilik otobus mengaku dampak dari pandemi sudah dirasakan oleh pihak perusahaan sejak setahun lebih. Pihak Bus Coyo sendiri memiliki 132 unit armada bus, namun kini hanya 15 armada saja yang beroperasi dengan tujuan Semarang - Cirebon. Akibatnya, pihak perusahaan telah mengurangi karyawannya. Kondisi ini akan semakin menyulitkan pihak perusahaan otobus karena pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik lebaran.
#Mudik #Otobus #Pandemi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.